Jakarta (ANTARA) - Konsul Jenderal RI di Chicago Meri Binsar Simorangkir menyerahkan batik kepada pemain NBA Atlanta Hawks, Justin Holiday, untuk semakin mempromosikan batik di panggung global.

Justin melalui akunnya di Instagram mengunggah foto dan video dirinya mengenakan batik tersebut.

A post shared by Justin Holiday (@justholla7)

">@justholla7, tampak sangat terkesan dan motif, kualitas, dan model batik yang dibuat khusus menyesuaikan dengan tinggi badannya yang menjulang 1,98 meter.

“Saya pemain NBA, jadi saya tahu rasanya mempunyai penggemar. Tetapi saya belum pernah menerima cinta sebesar cinta yang diberikan orang-orang Indonesia,” kata Justin, seperti dikutip dalam keterangan tertulis KJRI Chicago, Selasa.

Selain mengungkapkan bahwa dia merasa terhormat dan bangga mengenakan batik Indonesia, Justin juga menyebut bepergian ke Bali adalah salah satu keinginan terbesarnya.

“Itu selalu menjadi keinginan saya. Karena itu suatu hari saya pasti akan datang ke Indonesia, bahkan berpartisipasi di showcase basket,” tutur dia.

Batik yang dikenakan pemain basket Amerika itu merupakan kolaborasi antara KJRI Chicago, desainer Ai Syarif dan Wahono, serta Justin yang sudah berlangsung sejak November 2021.

Uniknya, batik tersebut adalah hasil karya salah satu pemenang Lomba Batik Persahabatan Indonesia-AS The Best of Both Worlds: Batik as Bridge Between Two Nations berjudul “Cakra Asih Pinager Lung”, yang menggambarkan kebijaksanaan, cinta kasih, kebijakan, dan ilmu pengetahuan.

Konjen RI Chicago menyampaikan bahwa batik itu bukan tujuan akhir, tetapi suatu tahap untuk terus menggalakkan nama Indonesia di Amerika Serikat.

“Dengan memberikan batik untuk dikenakan seorang pemain NBA yang sangat dikenal, pesan tentang Indonesia akan bisa mencapai audience yang selama ini belum pernah tersentuh,” ujar Konjen Meri.

(ANTARA/HO-KJRI Chicago)


“Kita tidak hanya ingin Justin Holiday mengenakan batik, tetapi juga ingin Justin Holiday untuk datang ke Indonesia, berlibur ke Bali, dan juga bertemu dengan pencinta basket di Indonesia,” ujar dia, menambahkan.

Sementara itu, desainer Ai Syarif menceritakan bagaimana proses batik tersebut bisa terjadi.

Semua proses, ujarnya, bermula ketika ia dihubungi KJRI Chicago untuk menjadi juri lomba batik.

Setelah itu, mereka bekerja sama memproduksi batik, yang motifnya merupakan buah karya seorang perancang batik, Wahono.

“Proses kira-kira empat bulan. Setelah pola selesai, saya memulainya dengan pembuatan alat cap di Bangka Belitung. Batik dibuat langsung di Lasem, Rembang,” kata Ai Syarif.

Ai Syarif juga menyesuaikan batik dengan gaya pribadi Justin Holiday, yang akhirnya berujung pada pembuatan produk yang bukan merupakan kemeja tradisional, melainkan overcoat, bomber jacket, dan celana training --yang semuanya dibuat tangan.

Wahono mengucapkan banyak terima kasih atas kesempatan yang langka ini.

“Saya merasa sangat terhormat motif batik karya saya bisa menjadi salah satu jembatan penghubung persahabatan Indonesia-AS,” kata dia.

Kisah batik tersebut juga masuk ke radar Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Menparekraf Sandiaga Uno yang semuanya mengunggah video dan foto batik ke akun Instagram mereka.


Baca juga: Resepsi diplomatik jadi ajang promosi batik ala KJRI Chicago

Baca juga: 250 peserta bersaing jadi duta batik Indonesia-AS


Strategi agar batik jadi fesyen dunia

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022