Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Senin (28/11) menyerukan aksi di tiga area untuk mencegah bencana senjata biologis.
Guterres menyampaikan seruan itu dalam pesan video untuk para peserta Konferensi Peninjauan Konvensi Senjata Biologis ke-9 di Jenewa.
Area aksi pertama adalah memperkuat ketentuan perihal akuntabilitas konvensi tersebut untuk memastikan bahwa kemajuan ilmiah tidak dieksploitasi untuk tujuan-tujuan permusuhan.
"Mari kita pastikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan untuk kebaikan umat manusia, bukan kehancurannya, dan bahwa perdamaian tetap menjadi inti dari semua pengembangan dan kerja sama ilmiah," kata Guterres.
Kedua, perbarui pemikiran tentang verifikasi dan kepatuhan agar sesuai dengan ancaman yang ada saat ini. Dunia telah berubah secara dramatis selama lima dekade terakhir. Konvensi pun harus ikut berubah bersama dunia, katanya.
Ketiga, berikan konvensi tersebut sumber daya finansial dan manusia yang telah ditingkatkan, yang diperlukan untuk melaksanakan tugas penting ini, kata Guterres.
"Dunia dengan murah hati mendukung rezim global yang menentang senjata kimia dan proliferasi nuklir. Kita harus melakukan hal yang sama untuk senjata biologis dengan peningkatan anggaran konvensi yang signifikan," katanya. "Inilah saatnya untuk menutup semua jalur pengembangan dan penggunaan senjata-senjata ini."
Lima puluh tahun yang lalu, ketika Konvensi Senjata Biologis dibuka untuk ditandatangani, komunitas global berdiri sebagai satu kesatuan dan menyatakan bahwa penggunaan penyakit sebagai senjata yang disengaja merupakan pelanggaran terhadap kemanusiaan. Konvensi itu memperkuat moral umat manusia, kata Guterres.
"Pandemi COVID-19 membuat dunia bertekuk lutut. Sekarang bayangkan adanya sebuah penyakit yang berbeda, yang dengan sengaja dirancang dan dapat menyebar ke populasi global dengan lebih cepat lagi," katanya. "Senjata biologis bukanlah produk fiksi ilmiah. Senjata itu adalah bahaya yang jelas dan nyata. Itulah mengapa memperkuat Konvensi Senjata Biologis menjadi lebih penting dari sebelumnya."
Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022