Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta agar upaya penghematan dalam penggunaan bahan bakar minyak (BBM) tidak menimbulkan dampak negatif kepada industri otomotif di tanah air. "Harus dipikirkan alternatif yang tidak mengurangi produksi mobil yang menghidupi jutaan karyawan karena industri otomotif ini memiliki industri pendukung yang jumlahnya banyak sekali dengan jutaan orang karyawan di dalamnya," kata Ketua Umum Gaikindo, Bambang Trisulo di Jakarta, Sabtu. Ia menyebutkan, sekitar 80 persen komponen otomotif saat ini dapat diproduksi di dalam negeri sehingga dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga pemerintah harus menjaga keberlanjutan industri otomotif di tanah air. Menurut dia, banyak alternatif yang dapat dilakukan dalam melakukan penghematan BBM yang semakin mahal mengikuti harga minyak internasional yang harganya juga meroket. Alternatif itu antara lain memberikan insentif bagi industri yang mengembangkan kendaraan bermotor jenis hybrid, dan mendorong segera direalisasikannya penggunaan biofuel atau biodiesel "Ini alternatif yang tidak mengurangi produksi kendaraan bermotor yang menghidupi banyak sekali karyawannya di tanah air," katanya. Ia menyebutkan, hingga saat ini industri otomotif di tanah air masih merasakan dampak kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah pada Oktober 2005. Kenaikan harga BBM itu menyebabkan penjualan mobil turun hingga lebih dari 40 persen. "Pada bulan Agustus dan Oktober 2005, penjualan kendaraan bermotor mencapai 51.000 per bulan, setelah kenaikan harga BBM, penjualan hanya mencapai sekitar 28.000 per bulan. Meskipun mengalami penurunan kami berusaha tetap bertahan," katanya. Ia juga menyesalkan adanya sinyalemen bahwa yang menimbulkan pemborosan pemakaian BBM hanya kendaraan bermotor roda empat (mobil), padahal sepeda motor saat ini jumlahnya juga sangat banyak yang juga "menenggak" BBM tidak kalah banyaknya. "Populasi mobli di tanah air saat ini sekitar delapan juta unit, sementara sepeda motor mencapai 17 juta. Mengapa yang `diubek-ubek` mobil. Yang namanya sepeda motor meskipun cc-nya hanya 110 tetapi kalau jumlahnya banyak juga akan sama dengan mobil," katanya. Di indsuti otomotif, katanya, pendekaan dalam melakukan penghematan BBM adalah antara lain melalui rekayasa di mesin sehingga ada efisiensi penggunaan BBM, penggunaan biodiesel atau biofuel, dan lainnya. "Kita akan segera mengusulkan berbagai alternatif penggunaan BBM kepada pihak yang berwenang mengambil keputusan, kita minta industri yang mengembangkan mobil hybrid diberi insentif, dan mendorong penggunaan biodiesel," katanya. Sebelumnya, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengusulkan kenaikan pajak kendaraan bermotor 2.000 cc ke atas serta tarif parkir selain pembatasan penggunaan BBM guna mengurangi konsumsi BBM serta kemacetan. Paskah mengusulkan agar pajak kendaraan 2.000 cc ke atas naik 150 hingga 500 persen. Pajak kendaraan bermotor yang naik 500 persen diusulkan dikenakan pada mobil 4.000 cc. Sementara itu pajak kendaraan bermotor 1.300 cc ke bawah diusulkan tetap. Kendaraan berumur lima tahun ke atas juga diusulkan tetap dengan asumsi pemiliknya bukan orang kaya dan untuk memenuhi rasa keadilan. Juga diusulkan dikenakannya pajak progresif kepada mereka yang memiliki mobil banyak.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006