angka prevalensi stunting di kota ini masih di atas standar yang ditentukan pemerintahBandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung membentuk Remaja Organisasi Antisipasi Stanting (Roaming) guna membantu posyandu dalam menekan dan mendata angka prevalensi stunting di kota ini.
"Roaming ini sudah kami kukuhkan dengan jumlah anggota 300 orang, semoga bisa bantu posyandu di kecamatan masing-masing terutama pendataannya," kata Wali Kota Bandarlampung Eva Dwiana di Bandarlampung, Senin.
Ia pun meminta agar seluruh anggota Roaming dapat berkolaborasi dengan posyandu dan dapat turun langsung dalam melakukan pendataan ke rumah-rumah warga serta melakukan edukasi untuk mendorong masyarakat sadar bahaya stunting.
"Anggota Roaming ini nantinya akan diberikan pelatihan dan pembinaan oleh psikolog dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) guna mengedukasi tentang stunting dan mendatanya," kata dia.
Menurut dia, masyarakat Bandarlampung hingga kini masih banyak yang enggan memeriksakan anak-anaknya ke posyandu, padahal, hal tersebut penting guna mengetahui kebutuhan gizi balita mereka.
"Saat ini angka prevalensi stunting di kota ini masih di atas standar yang ditentukan pemerintah pusat, yakni 19,4 persen. Pembentukan Roaming diharapkan bisa menekan angka stunting di tahun 2023," kata dia.
Baca juga: BKKBN optimis angka stunting Bandarlampung turun pada 2024
Baca juga: Dinkes Bandarlampung klaim angka stunting rendah
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Bandarlampung Santi Sundari, mengatakan bahwa di kota terdapat tujuh kecamatan yang menjadi lokus rawan stunting.
"Tujuh kecamatan tersebut yakni Kemiling, Enggal, Sukabumi, Teluk Betung Timur, Tanjung Karang Barat, Kedaton, dan Panjang," kata dia.
Namun begitu, ia mengatakan bahwa upaya pencegahan stunting tidak hanya dilakukan di tujuh lokus utama, tetapi juga semua kecamatan yang ada di kota ini.
Dia mengatakan bahwa dalam pencegahan stunting, Pemkot Bandarlampung memiliki lima sasaran yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, ibu yang memiliki balita, dan balita.
"Sasaran dalam pencegahan kami ada lima, ini dilakukan di 20 kecamatan. Semua sasaran itu ada tentu tidak hanya ada di lokus stunting, tapi di semua wilayah," kata dia.
Baca juga: BKKBN Lampung-Kodim 0424/TGM gelar baksos dan Dashat cegah stunting
Baca juga: Dinkes Lampung catat angka stunting di Lampung pada 2021 turun
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022