Surabaya (ANTARA News) - Aksi anarkis ribuan massa yang tidak puas dengan hasil Pilkada Kabupaten Tuban, Jatim, Sabtu, yang membakar kantor KPU dan Pendopo Pemkab setempat, berlanjut dengan merusak dan membakar beberapa properti milik pribadi Bupati Haeny Relawati RM dan keluarganya.
Kabag TU Dinas Perhubungan Tuban, Noerachman, dihubungi ANTARA dari Surabaya, Sabtu siang, mengemukakan, bahwa bangunan milik pribadi Bupati dan keluarga yang dirusak dan dibakar massa, antara lain rumah pribadi yang masih dalam tahap perampungan pembangunan di Mondokan.
Selain itu, Hotel Mustika yang sudah ada sejak Haeny belum menjadi Bupati Tuban tahun 2001 dan gudang 99 serta kendaraan pribadi milik suaminya, Ali Hassan.
"Ini kantor saya di depan Pendopo, ada beberapa mobil dinas, pribadi karyawan Pemkab serta milik Pak Ali Hassan hagus terbakar. PMK sulit memadamkan kebakaran, selain lajunya dihalang-halangi massa juga jumlahnya terbatas. Sementara bangunan yang dibakar ada beberapa titik," ungkapnya.
Sementara warga sekitarnya, tampak hanya menonton aksi anarkis tersebut, layaknya pawai karnaval. Sebelumnya kasi berawal dari perusakan dan pembakaran kantor KPU Tuban. Aksi itu dipicu penolakan pihak KPU untuk memberikan data daftar pemilih Pilkada yang sebelumnya banyak diragukan, karena selalu berubah-ubah.
Hingga berita ini diturunkan, ribuan massa yang menilai Pilkada Kamis (27/4) lalu penuh kecurangan tersebut, melanjutkan aksi anarkisnya ke salah satu SPBU di Mananggal, yang juga milik keluarga Haeny.
Selain itu, Polres Lamongan yang bertetangga dengan Tuban, mengirim beberapa unit mobil "water canon" membantu Polres Tuban yang tampaknya "keteteran" menghadapi aksi ribuan massa yang anarkis itu.
Entah kenapa, aksi kerusuhan massa itu tampaknya tidak terdeksi dan tidak mendapat antisipasi dari aparat kepolisian setempat, sehingga massa dapat dengan leluasa menyerbu berbagai sasaran vital.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006