Jakarta (ANTARA News) - Dua teroris yang tertangkap di Desa Binangun Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo, Jateng, Sabtu pagi sekitar pukul 06:00 WIB langsung dibawa ke Mapolda Jawa Tengah untuk menjalani pemeriksaan intensif oleh tim Detasemen B Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri. Polisi berharap dari keterangan kedua yang tertangkap ini dapat diketahui posisi pasti Noordin M Top, buronan utama Polri kasus terorisme, kata Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Bambang Kuncoko di Mabes Polri. "Noordin sedang tidak ada di dalam rumah saat penggerebegan," katanya. Ia menyatakan, dari hasil penyelidikan sebelumnya, Densus 88 memang hanya memastikan ada empat orang di dalam rumah kontrakan milik Wurni ini. "Dari empat orang itu, dua tewas karena tembakan polisi sedangkan dua lainnya tertangkap," katanya. Kedua teroris anggota jaringan Noordin M Top yang tertangkap itu adalah Shalahuddin dan Mistahudin, sedangkan dua orang yang tewas adalah Abdul Hadi dan Jabir. Abdul Hadi merupakan orang kepercayaan Noordin M Top dan Azahari (telah tewas tertembak di Batu, Malang, November 2005). Ia juga ahli merakit bom yang kemampuannya hampir setara dengan Azahari. Abdul Hadi telah lama menjadi buronan Polri yang gambarnya telah disebarluaskan ke masyarakat. Jabir juga merupakan orang kepercayaan kedua teroris warga negara Malaysia itu, ahli merakit bom dan terlibat langsung dalam ledakan bom di depan Kedubes Australia, 9 September 2004. Salahuddin adalah buronan Polri yang fotonya telah disebarluaskan ke masyarakat sejak menjadi pelaku langsung peledakan Atrium, Senen, Jakarta, beberapa tahun lalu. Sedangkan Mistahudin adalah tangan kanan Noordin M Top yang ikut membantu Noordin dalam serangkaian ledakan bom di Jakarta dan Bali. Bambang mengatakan, sebelum penangkapan sempat terjadi kontak tembak karena teroris menggunakan senjata laras panjang M16. "Mereka dikepung sejak pukul 03:00 WIB dan baru tertangkap pukul 06:30 WIB. Memang sempat terdengar ledakan namun kami belum tahu, apakah ledakan itu bom dari teroris atau dari polisi," kata Bambang.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006