Beijing (ANTARA) - Pernahkah Anda membeli makanan kucing yang terbuat dari daging merpati muda (squab)? Atau mencoba permen lolipop yang bisa bernyanyi? Keduanya hanyalah beberapa contoh dari produk-produk inovatif China yang bisa membuat Anda terpukau.

Berkat upaya peningkatan berkelanjutan di sektor manufaktur dan kemunculan ide-ide inovatif, banyak produk China menjadi pencipta tren (trendsetter) di pasar konsumen dalam beberapa tahun terakhir.

Di Forum Pengusaha Boao (Boao Forum for Entrepreneurs) 2022 yang digelar di Provinsi Hainan, China selatan, para pengusaha dan pakar China mendiskusikan bagaimana inovasi merek-merek dalam negeri dapat menciptakan gelombang baru konsumsi domestik.

"Makanan kucing biasanya terbuat dari daging ayam, sapi, atau ikan. Kami menjadi produsen pertama yang membuat makanan kucing dari daging burung merpati muda untuk melayani selera kucing," ungkap Jin Guoqing, CEO produsen makanan hewan peliharaan JIA PETS, dilansir Xinhua, Senin.

Pada pesta belanja "Double Eleven" tahun ini, penjualan produk domestik meningkat signifikan. Dari 102 merek yang meraup omzet lebih dari 100 juta yuan (1 yuan = Rp2.188) dalam satu jam pertama penjualan, lebih dari separuhnya adalah merek-merek domestik.

Meski menuai popularitas di kalangan konsumen China, banyak merek domestik melebarkan sayap ke pasar luar negeri dan memperkuat kehadiran mereka di negeri orang.

Amos, sebuah produsen permen inovatif di China, menjual produknya di lebih dari 50 negara dan kawasan, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang.

Permen kunyah "4 Dimensi" Amos langsung menjadi sebuah tren, sedangkan permen lolipopnya bisa "bernyanyi" di dalam mulut para penikmat.

Ma Enduo, pendiri Amos, mengatakan bahwa inovasi dan branding menjadi kunci kesuksesan perusahaan tersebut, dan Amos sepenuhnya menghormati hak kekayaan intelektual dalam inovasi.

Sebuah laporan yang dirilis bersama oleh raksasa internet Baidu dan sebuah lembaga riset di bawah perusahaan media People.cn pada tahun lalu menunjukkan bahwa minat warga China terhadap produk-produk domestik melonjak hingga 528 persen dibandingkan 10 tahun lalu.

Peningkatan kualitas dan branding telah menyuntikkan dorongan ke dalam produk domestik di berbagai sektor, termasuk pakaian, mobil, dan kosmetik, dengan tingkat popularitas tiga kali lipat lebih besar dibandingkan produk luar negeri setaranya pada tahun lalu, papar laporan itu.

"Di masa depan, inovasi berkelanjutan dalam produk dan layanan untuk memenuhi permintaan serta menciptakan produk dan layanan baru akan menjadi kunci pengembangan jangka panjang untuk produk domestik," sebut Wang Yun, seorang peneliti di Akademi Riset Ekonomi Makro China (Chinese Academy of Macroeconomic Research).


Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022