Seoul (ANTARA) - Pemerintah Korea Selatan berencana bertemu dengan serikat pekerja truk negara itu untuk melakukan pembicaraan pada Senin untuk pertama kalinya sejak pemogokan nasional dimulai lima hari lalu.
Pertemuan itu dilakukan saat gangguan rantai pasokan memburuk dan lokasi konstruksi menghadapi kekurangan beton akibat aksi mogok kerja para sopir truk Korea Selatan.
Dengan pasokan semen dan bahan bakar untuk pompa bensin menipis, pemerintah telah meningkatkan peringatan gangguan transportasi kargo akibat pemogokan menjadi "serius", tingkat tertinggi dalam skala gangguannya, kata kementerian transportasi, Senin.
Namun, pernyataan serikat pada Minggu menawarkan sedikit prospek terobosan dalam perselisihan tersebut.
"Posisi Kementerian Perhubungan sudah ditetapkan, dan tidak ada ruang untuk negosiasi, jadi pertemuan ini bukan negosiasi ... isinya adalah tuntutan kembali bekerja tanpa syarat," kata serikat pekerja itu.
Pemogokan besar kedua dalam waktu kurang dari enam bulan oleh ribuan serikat pekerja truk untuk gaji dan kondisi kerja yang lebih baik itu dikritik pekan lalu oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol karena menyandera logistik negara dalam menghadapi krisis ekonomi.
Penyelenggara pemogokan, Serikat Solidaritas Pengemudi Truk Kargo (CTSU), mengkritik pemerintah karena hanya bersedia memperluas sistem 'Tingkat Pengangkutan Aman' upah minimum selama tiga tahun lagi, alih-alih menjadikannya permanen dan memperluas penerapannya sebagaimana tuntutan serikat pekerja.
Menurut undang-undang Korea Selatan, selama terjadi gangguan serius pada transportasi, pemerintah dapat mengeluarkan perintah untuk memaksa pekerja transportasi kembali bekerja. Kegagalan untuk mematuhi dapat dihukum hingga tiga tahun penjara, atau denda hingga 30 juta won (Rp351 juta).
Gangguan terhadap industri akibat pemogokan itu datang karena Korsel bergantung pada ekspor. Negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia itu menghadapi pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan tahun depan, dengan bank sentral menurunkan perkiraan pertumbuhan 2023 Korea Selatan menjadi 1,7 persen dari 2,1 persen sebelumnya.
Baca juga: Sopir truk Korsel kembali mogok, ancam rantai pasokan
Lalu lintas peti kemas di pelabuhan turun menjadi 7,6 persen dari tingkat normal pada pukul 5 sore waktu setempat pada Minggu, kata kementerian transportasi, turun dari 17 persen dari tingkat normal di pagi hari.
Perusahaan baja besar POSCO dan Hyundai Steel mengalami penurunan pengiriman menjadi 5 ersen atau kurang minggu lalu dibandingkan dengan tingkat biasanya, menurut dua sumber industri, yang berbicara tanpa menyebut nama karena mereka tidak berwenang untuk membahas masalah ini dengan media.
SPBU bisa kehabisan bensin dan minyak tanah minggu ini, terutama di kota-kota besar.
Meski SPBU-SPBU mengamankan cadangan sebelum pemogokan, sekitar 80 persen pengemudi truk untuk penyulingan besar seperti SK Energy dan S-Oil Corp dari SK Innovation merupakan anggota serikat pekerja yang sedang mogok.
Di sektor konstruksi, pekerjaan beton siap pakai telah ditangguhkan sejak pekan lalu di 259 dari 459 lokasi di seluruh negeri, dengan hampir semua lokasi diperkirakan kehabisan beton pada Selasa, kata kantor berita Yonhap, mengutip sumber industri beton yang tidak disebutkan namanya.
Industri semen memperkirakan akumulasi kerugian produksi senilai sekitar 46,4 miliar won (Rp544 miliar) pada Sabtu, dengan pengiriman turun hingga 9 persen dari tingkat biasanya, kata kelompok lobi Asosiasi Semen Korea.
Pemilik truk semen curah yang bukan anggota serikat, yang secara implisit bersimpati atau takut akan kegiatan ilegal serikat kargo, menghentikan transportasi semen," kata asosiasi itu dalam sebuah pernyataan.
Sumber: Reuters
Baca juga: Presiden Korsel ancam akan tindak tegas sopir truk yang mogok
Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022