penting bagi seorang guru memiliki keterampilan menulis
Jakarta (ANTARA) - Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) bersama Rumah Guru BK (RGBK) menggelar rangkaian pelatihan berupa kelas penulisan yang bertujuan meningkatkan kemampuan literasi menulis guru.
“Pelatihan menulis secara intensif ini bertujuan untuk menghasilkan karya terbaru dari anggota KGSB. Sebelumnya KGSB menerbitkan buku ajar dari salah satu anggota KGSB, kelas penulisan ini merupakan seleksi untuk tulisan-tulisan yang akan kami terbitkan dalam sebuah buku antologi kisah inspiratif dari praktik baik para anggota KGSB”, ujar pendiri KGSB, Ruth Andriani, di Jakarta, Sabtu.
Kumpulan tulisan tersebut mengenai praktik baik anggota guru KGSB dalam melakukan inovasi dan kreativitas mewujudkan merdeka belajar.
“Diharapkan kumpulan tulisan tersebut menjadi inspirasi bagi rekan Guru lainnya di luar sana untuk melakukan praktik baik,” terang dia.
Dalam Kurikulum Merdeka terdapat enam kemampuan literasi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dan menjadi tuntutan kompetensi. Enam literasi dasar tersebut adalah literasi baca tulis, literasi numerasi, Literasi Sains, Literasi Digital, Literasi Finansial, serta Literasi Budaya dan Kewargaan. Keenam literasi itu secara tidak langsung juga harus dikuasai oleh para guru agar dapat secara langsung mengajarkannya pada siswa.
Baca juga: Pusat Perbukuan dorong guru di NTT memperbanyak menulis buku
Baca juga: Guru Agar Lebih Banyak Menulis
Secara umum guru menggunakan dua keterampilan dalam berkomunikasi dengan para siswanya. Pertama adalah keterampilan berbicara yang digunakan untuk menjelaskan materi pelajaran, memberikan motivasi, dan sebagainya.
Kedua adalah keterampilan menulis yang digunakan untuk menulis materi dan bahan ajar untuk para murid. Namun masih ada guru yang mengartikan keterampilan menulis sebagai menulis biasa, seperti menulis materi di papan tulis yang biasanya terdiri dari poin-poin penting atau menulis jurnal. Padahal peran keterampilan menulis lebih dari itu.
Struktur kelas penulisan itu dirancang berjenjang mulai dari penilaian kemampuan menulis melalui tulisan yang dikirimkan calon peserta pelatihan, pembekalan materi, praktik mandiri, pendampingan, hingga evaluasi dan presentasi. Materi yang diberikan selama kelas pelatihan itu setara dengan 44 jam pelajaran (JP).
Baca juga: KPK "karantina" 50 guru untuk menulis antikorupsi
Baca juga: Puluhan guru SD di Jambi ikuti pelatihan menulis karangan khas
Widyaiswara Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Barat, Kemendikbudristek serta pendiri Rumah Guru BK, Ana Susanti, mendukung dan menyambut baik program Kelas Penulisan KGSB.
“Sangat penting bagi seorang guru memiliki keterampilan menulis yang baik agar hasil tulisan dapat lebih kreatif dan diminati. Penyusunan kata demi kata juga perlu diperhatikan agar tulisan yang dihasilkan tidak hanya sekedar tulisan tanpa arti. Dengan menulis, guru juga dituntut untuk rajin membaca, sehingga melalui keterampilan membaca dan menulis akan meningkatkan kualitas guru sebagai pengajar,” terang Ana.
Kelas Penulisan KGSB Batch 1 menghadirkan Titik Kartitiani sebagai fasilitator profesional yang berpengalaman kurang lebih 20 tahun di dunia penulisan.
Baca juga: Sekolah Ibu luncurkan antologi karya inspiratif 25 guru
Baca juga: Program Wisata Literasi Guru di Bengkayang hasilkan 61 judul buku
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022