Alhamdulillah kita patut bersyukur, ini kita tidak sombong tapi kita dipuji di mana-mana.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan reputasi global yang diraih Indonesia saat ini patut dijaga keberlanjutannya oleh kepemimpinan berikutnya.

Hal tersebut disampaikan Jokowi pada acara silaturahmi nasional "Nusantara Bersatu" yang digelar oleh gabungan Relawan Jokowi dari berbagai elemen, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu.

"Reputasi global yang sudah kita peroleh harus kita lanjutkan, setuju? Dilanjutkan sampai 2029, setuju? Dilanjutkan sampai 2045, setuju? Dilanjutkan sampai seterusnya, seterusnya," kata Jokowi saat memberikan sambutan.

Reputasi global tersebut, kata Jokowi, dibuktikan oleh pernyataan Kristalina Georgieva, Managing Director IMF yang menyebut Indonesia merupakan ‘titik terang di antara kesuraman ekonomi dunia’ pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 lalu.

Dalam kondisi resesi ekonomi global itu, banyak negara di dunia kesulitan. Akibatnya, harga barang-barang naik sampai dua kali lipat. Beruntungnya, Indonesia masih bisa mengendalikan keadaan ekonomi yang tidak pasti tersebut, ujar Kepala Negara.

"Ini kita harus bangga karena semua negara sulit, karena pandemi, adanya krisis pangan, krisis energi, perang di Ukraina, krisis keuangan semua negara sulit semua, kita patut bersyukur, karena (ekonomi) negara kita masih bisa tumbuh sekali lagi 5,72 persen," ujarnya.

Ia menyebut pencapaian Indonesia karena mampu mengendalikan inflasi maupun meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah situasi global yang dibuktikan oleh pujian para pemimpin negara lain itu, patut disyukuri.

"Alhamdulillah kita patut bersyukur, ini kita tidak sombong tapi kita dipuji di mana-mana," katanya pula.

Meski demikian, Jokowi mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap terus waspada karena ancaman resesi global sulit diprediksi, sehingga membutuhkan kerja keras dan kehati-hatian semua pihak.

Selain itu, Jokowi juga menyebut bahwa kepemimpinan global Indonesia saat ini berada di titik puncaknya, yang dibuktikan dengan berhasil menjadi jembatan dari negara-negara yang saling berselisih pada gelaran KTT G20 lalu.

"Kita berada di tengah, bisa jadi jembatan bisa diterima dari sini, dari sana, sebelah kanan kiri, artinya kepemimpinan global Indonesia sekarang ini berada di titik puncaknya," ujarnya pula.
Baca juga: Menkeu: Pertahankan reputasi RI jadi tujuan investasi

Baca juga: Kalkulator Jejak Karbon untuk reputasi pariwisata di Presidensi G20

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022