Beijing (ANTARA) - Sebuah pameran khusus yang mengusung tema "Benda berharga di jalur sutra kuno: pameran porselen China yang diekspor pada zaman kuno" akan digelar di Museum Porselen China di Kota Jingdezhen.
Kota Jingdezhen dijuluki "Kota Porselen", yang terletak di Provinsi Zhejiang, China timur.
Pameran ini memilih dan memamerkan produk-produk porselen yang dahulu diekspor ke luar negeri pada masa dinasti China kuno. Porselen tersebut kebanyakan ditemukan dari proses ekskavasi di peninggalan pabrik porselen kuno atau ditemukan dari kapal karam.
Mari menilik deretan porselen antik di bawah ini yang "menceritakan" masing-masing kisah menariknya tersebut!
Ini adalah unta keramik tiga warna Tang (lebih terkenal dengan sebutan Tang Sancai), yang digali dari sebuah peninggalan pabrik keramik Dinasti Tang (618-907) di wilayah Gongxian, Provinsi Henan, China tengah.
Jalur sutra merupakan jalur perdagangan penting untuk Dinasti Tang yang menjalin bisnis dengan sejumlah negara Asia Tengah hingga Eropa. Kala itu, unta menjadi alat transportasi utama bagi para pedagang maupun sebagai alat untuk mengangkut barang-barang. Ketika denting bel unta terdengar, orang-orang seperti melihat sekelompok pedagang yang menempuh perjalanan di gurun pada masa lampau.
Peninggalan ini adalah cerek decal dengan glasir biru, yang ditemukan dari sebuah kapal karam di sekitar Pulau Belitung, Indonesia. Sekitar 1.000 tahun silam, kapal Heishi berangkat dari China menuju kawasan Arab dan tenggelam di sekitar Pulau Belitung. Pada 1988, bangkai kapal tersebut ditemukan dan diangkat. Sebanyak lebih dari 50 ribu buah produk porselen ditemukan, mayoritas adalah produk Pabrik Changsha dari Dinasti Tang.
Di cerek ini, terdapat motif kurma arab dan seorang wanita Hu (sebutan China kuno untuk warga asing dan suku minoritas) yang sedang menari, yang menjadi bukti pertukaran antara China dan negara-negara lain.
Produk porselen berglasir putih-biru ini berasal dari Pabrik Dehua, Provinsi Fujian, China tenggara dan ditemukan di kapal karam Nanhai No.1 pada 1987, di perairan laut di sekitar Yangjiang, Provinsi Guangdong, China selatan.
Tanah Gaoling di Dehua mengandung unsur kimia seperti besi dan titanium serta memiliki tingkat kecemaran yang rendah, sehingga produk porselennya tampak sangat bersih dan warnanya murni, bagaikan kaca.
Cerek ini merupakan salah satu produk lain yang berasal dari Jingdezhen. Bermotif bunga dan memiliki 8 sisi, bagian atas cerek ini telah menyatu dengan karang.
Produk ini menjadi bukti nyata dari pertukaran Dinasti Yuan (1271-1368) dengan negara-negara Timur Tengah, dengan bahannya yang khas dari Asia barat dan motif-motif yang mengandung unsur Islam.
Porselen Yuan, khususnya yang berwarna biru-putih (lebih lazim disebut Qinghua) diekspor ke lebih dari 40 negara dan kawasan. Porselen jenis ini sangat digemari warga di luar China.
Seiring dengan diangkatnya Kapal Kuno Yangtze No.2, benda berharga dan bersejarah lainnya dalam jumlah yang besar akan dipamerkan di depan publik, yang menjadi bukti sejarah dan mengingatkan memori kita terhadap peradaban kuno.
Pewarta: Xinhua
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022