New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street beragam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan volume transaksi tipis dalam sesi yang dipersingkat setelah liburan Thanksgiving ketika investor mengamati penjualan Black Friday dan kasus COVID-19 di China.
Indeks Dow Jones Industrial Average terangkat 152,97 poin atau 0,45 persen, menjadi menetap di 34.347,03 poin. Indeks S&P 500 turun 1,14 poin atau 0,03 persen, menjadi berakhir di 4.026,12 poin. Indeks Komposit Nasdaq merosot 58,96 poin atau 0,52 persen, menjadi ditutup di 11.226,36 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor real estat dan utilitas masing-masing terdongkrak 0,64 persen dan 0,63 persen, melampaui yang lainnya. Sementara itu, sektor jasa komunikasi dan teknologi turun masing-masing 0,7 persen dan 0,67 persen, dua kelompok dengan kinerja terburuk.
Untuk minggu ini, indeks Dow naik 1,78 persen, S&P 500 naik 1,53 persen, dan Nasdaq naik 0,72 persen.
Apple turun 2,0 persen di tengah berita pengurangan pengiriman iPhone dari pabrik Foxconn di China pada November karena produksi dilanda kerusuhan pekerja terkait COVID.
Sesi ini berfokus pada pengecer karena penjualan Black Friday dimulai dengan latar belakang inflasi yang sangat tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Pembeli diharapkan datang dalam jumlah rekor untuk berbelanja di tengah penawaran Black Friday, tetapi dengan cuaca buruk, kerumunan orang di luar toko menipis pada hari belanja tersibuk tradisional tahun ini.
Saham ritel AS telah menjadi barometer kepercayaan konsumen karena gigitan inflasi. Sepanjang tahun ini, indeks ritel S&P 500 turun sedikit di atas 30 persen, sedangkan S&P 500 turun 15 persen.
Saham pengecer Target Corp, Macy's Inc dan Best Buy Co Inc bervariasi, sementara indeks konsumer non-primer S&P naik sedikit.
"Ini adalah hari perdagangan dengan volume rendah karena kebanyakan orang berada di rumah sehingga saya tidak pernah menghitung hari Jumat setelah Thanksgiving," kata Ed Cofrancesco, CEO International Assets Advisory, di Orlando, Florida.
Volume di bursa AS mencapai 4,54 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata sesi penuh 11,25 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Mulai minggu depan, investor akan fokus pada penjualan ritel, wabah COVID terbaru di China dan langkah selanjutnya dari Federal Reserve, kata Cofrancesco.
Indeks utama Wall Street telah reli kuat dari posisi terendah awal Oktober, dengan S&P 500 naik lebih dari 15 persen karena dorongan dari musim laba yang lebih baik dari perkiraan, dan baru-baru ini karena harapan kenaikan suku bunga yang kurang agresif oleh Federal Reserve AS. .
Analis sekarang melihat peluang 71,1 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin pada Desember, dengan suku bunga memuncak pada Juni 2023.
Activision Blizzard Inc anjlok 4,07 persen karena laporan media bahwa Komisi Perdagangan Federal AS kemungkinan akan mengajukan gugatan antimonopoli untuk memblokir tawaran pengambilalihan Microsoft Corp senilai 69 miliar dolar AS untuk penerbit video game tersebut.
Pasar saham AS ditutup pada pukul 13.00 siang, setelah hari libur Thanksgiving pada Kamis (24/11/2022).
Baca juga: Wall St naik setelah Fed indikasikan perlambatan kenaikan suku bunga
Baca juga: Wall St jatuh karena meningkatnya kekhawatiran pembatasan COVID China
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022