"Di tahun ini jumlah desa wisata meningkat menjadi 55 desa wisata," kata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Deni Humaedi di Cibinong, Bogor, Jumat.
Ia menyebutkan, tren tersebut memang merupakan target dari Pemerintah Kabupaten Bogor, sebagai upaya dalam menggairahkan roda perekonomian masyarakat desa.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Bogor yaitu menggelar Anugerah Wisata Desa 2022 dengan total hadiah Rp1,3 miliar, sebagai ajang apresiasi bagi desa wisata yang berprestasi.
"Desa wisata bukan sekedar tren, harus dikelola buat tambah keren. Dengan berbagai potensi wisata desa berupa objek dan daya tarik wisata, tata hidup keseharian masyarakat desa, adat istiadat, seni budaya dan sumber daya manusianya untuk diberdayakan," kata Deni.
Sementara, Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata Kabupaten Bogor, Denni Amarullah menyebutkan bahwa desa wisata terus bermunculan setiap tahun, dari sebanyak 25 desa pada tahun 2019, bertambah menjadi 35 desa pada 2020, lalu 40 desa pada 2021 dan tahun ini terdapat 55 desa wisata.
Ia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bogor sadar betul bahwa ada 416 desa wisata yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi, dengan mengusung konsep interaksi alam, budaya dan masyarakat lokal.
Menurutnya, pengembangan desa wisata dilakukan dengan upaya menjaga kelestarian alam yang ada serta peningkatan aksesibilitas menuju kawasan.
Pengembangan desa wisata di Kabupaten Bogor terbagi menjadi enam wilayah. Mulai dari selatan yaitu Desa Tugu Selatan sampai ke Ciawi, dan Ciawi sampai ke perbatasan Sukabumi.
Kemudian, di wilayah barat, yaitu dari Tamansari sampai Pamijahan, dan dari Ciampea, Nanggung, sampai Sukajaya. Di wilayah utara ada desa wisata Iwul dan Jampang, memang untuk di wilayah utara masih terbatas.
Selanjutnya, untuk wilayah timur ada Desa Wisata Pasir Mukti, Tarikolot, Linggar Mukti, dan Bojong Kulur.
Pemberdayaan desa wisata ini sudah diprogramkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor sejak tahun 2009. Tahun 2012 hingga hari ini, desa wisata di Kabupaten Bogor sudah mulai menjadi tren.
"Pengelolaan desa wisata di Kabupaten Bogor berjalan dinamis, terbentuk secara swadaya oleh masyarakat, kemudian didampingi dan diberikan pelatihan-pelatihan oleh Disbudpar Kabupaten Bogor," terang Denni.
Ia menjelaskan, para pengelola dibekali dengan pelatihan sejak 2009 oleh Disbudpar Kabupaten Bogor. Pembekalannya berupa konsep desa wisata, tata kelola destinasi, tata kelola sumber daya manusia di desa.
"Kalau di Kabupaten Bogor, membangun secara swadaya. Jadi masyarakat membangun desanya hingga seperti sekarang. Ketika mereka sudah membangun secara swadaya, mindset mereka terbangun akan menjaga desa wisata dengan sebaik-baiknya," tuturnya.(KR-MFS)
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022