Chengdu, China (ANTARA) - Kagum dengan pengobatan tradisional China, mahasiswa Indonesia berusia 27 tahun, Marrisa telah mempelajarinya di China selama lima tahun dan bercita-cita menjadi seorang dokter yang berspesialisasi dalam bidang tersebut.
Dalam sebuah sesi belajar seorang guru bertanya di hadapan kelas, "Apakah ada yang ingin mencoba menekan titik akupunktur pada tubuhnya sendiri?"
"Saya," kata Marissa sambil mengangkat tangannya. Para mahasiswa di sekelilingnya pun memuji keberaniannya.
Marissa mengulurkan lengan kirinya, sementara tangan kanannya dengan hati-hati mencari titik akupunktur, melakukan disinfeksi dengan alkohol terlebih dahulu, kemudian mengambil jarum akupunktur dan menusukkannya dengan yakin dan hati-hati ke titik akupunktur. Para mahasiswa di sekelilingnya pun bertanya, "Apa yang kau rasakan?"
Marissa perlahan tersenyum. "Tidak buruk."
Akupunktur adalah dasar dari pengobatan tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM). Sebagai mahasiswa asing di Universitas Pengobatan Tradisional China Chengdu, Marissa tertarik dengan teknik akupunktur. Dia kerap mempelajari buku-buku tebal mengenai Akupunktur dan Moksibusi.
Marissa adalah perempuan berusia 27 tahun yang berasal dari Riau, Indonesia.
Dia memiliki impian tentang TCM sejak kecil karena dirinya pernah menjalani pengobatan TCM di Indonesia dan menyaksikan "keajaiban" TCM. Sesudah belajar bahasa Mandarin di Universitas Shandang selama satu tahun, Marissa berangkat ke Chengdu di Provinsi Sichuan untuk menjadi mahasiswa di Universitas Pengobatan Tradisional China Chengdu pada 2018, memulai perjalanannya untuk mempelajari TCM.
"Pada awalnya saya sangat bersemangat, dan kemudian saya menyadari bahwa bidang studi kuno ini tidak hanya ajaib, tetapi juga ekstensif dan mendalam. Tidak mudah dipelajari," ujar dia.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022