Jakarta (ANTARA) - Sebanyak sembilan proyek terpilih dari lokakarya Indonesiana Film 2022 yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dipresentasikan pada kegiatan Project Market guna memikat calon investor.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan Project Market Indonesiana Film 2022 bertujuan memberikan ruang bagi para peserta untuk menjalin komunikasi kepada calon investor dan memberikan kesempatan besar bagi investor untuk mendapatkan cerita film yang berkualitas dengan nilai kelola yang kuat.

"Semoga kita semua bisa menjalin komunikasi, bekerja sama, dan mewujudkan pengembangan ekosistem perfilman yang lebih baik di Indonesia. Untuk investor, semoga bisa berinvestasi dan mendukung perfilman serta kebudayaan Indonesia," kata Hilmar dalam video sambutannya saat membuka kegiatan di Jakarta, Jumat.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek Ahmad Mahendra menambahkan, Project Market Indonesiana Film 2022 merupakan kegiatan penting sebab merupakan cara bagi pemerintah agar pelaku perfilman dan para investor dapat saling memperkuat dan memenuhi kebutuhan.

Baca juga: "The Wandering Moon" sudah dapat disaksikan di Indonesia

Baca juga: Penghargaan pengabdian seumur hidup untuk Rima Melati

"Kita juga berharap nanti hasil naskah ini selain untuk investor dalam negeri juga kita dorong ke internasional. Ini juga jadi bagian jualannya Indonesia," ujar Ahmad.

Project Market Indonesiana Film 2022 dihadiri oleh para investor dan perwakilan dari studio dan rumah produksi, produser, platform OTT, bioskop, serta pusat kebudayaan asing.

Adapun sembilan proyek film yang dipresentasikan pada kegiatan tersebut adalah "The Storyteller" yang ditulis dan disutradarai Fajar Martha Santosa dan diproduseri Suryo Wiyogo, "Santri Fahri" yang disutradarai dan ditulis Reza Fahriyansyah dan diproduseri Amerta Kusuma dan Said Hidayat.

Kemudian "Karabbo" yang ditulis dan disutradarai Bayu Maitra dan diproduseri Anindhita Bunga Ayodhya, "Robot With Heart" yang ditulis Ivan Makhsara dan Rifki Ardisha dan diproduseri oleh Irin Junirman, "Sides of Coin" yang ditulis oleh Grace Stefany dan diproduseri oleh Susanti Dewi.

Lalu "Rumah Boneka" yang diproduseri Hesti Purwaningsih dan ditulis serta disutradarai oleh Ilya Aktop, "Sugih" yang diproduseri Niken Prawiranauli dan ditulis serta disutradarai Nara Nugroho, "Jampi Jampi Jompo" yang ditulis Sally Anom Sari dan diproduseri Sofyana Ali Bindiar.

Ada juga "Galeo Anak Segara" yang diproduseri Ryandi Pratama, ditulis oleh Melarissa Sjarief, dan disutradarai oleh Andara (Andra) Fembriarto.

Selain sembilan proyek itu, 13 proyek terpilih dari Indonesiana Film tahun 2020 dan 2021 juga turut dihadirkan pada kegiatan tersebut.

"Kami berharap proyek-proyek terpilih dimaksud mendapatkan dukungan dari para calon investor dan pihak terkait agar ke depannya dapat diproduksi dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas," kata Ahmad.

Sebagai informasi, Indonesiana Film merupakan program Kemendikbudristek untuk meningkatkan kualitas sineas dalam mengangkat narasi yang sarat nilai lokal ke dalam medium film.

Selama setahun, para peserta mengikuti lokakarya agar dapat mengembangkan cerita mereka, di bawah bimbingan tutor dari University of Southern California serta mentor lainnya dari dalam dan luar negeri.

Selain itu, peserta juga diberikan lokakarya produksi dan rencana bisnis film yang dibimbing oleh sineas ternama Indonesia.*

Baca juga: Putri Marino bawa pulang lagi piala FFI

Baca juga: Marthino Lio mendapat piala citra aktor terbaik FFI 2022

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022