Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Sunarko Sjoekronoputra mengatakan, TNI tidak akan menambah pasukan di sepanjang perbatasan RI-Timtim menyusul insiden kerusuhan yang terjadi di Tasitolu, sekitar 10 kilometer arah barat ibukota Timor Timur (Timtim), Dili. "Kita akan mengefektifkan pasukan yang sudah berada di sana," katanya ketika dihubungi ANTARA, di Jakarta, Jumat. Sunarko mengatakan, TNI akan selalu mewaspadai setiap perkembangan yang terjadi di Timtim termasuk kemungkinan adanya insiden di sekitar wilayah perbatasan RI-Timtim. Menurut dia, situasi keamanan di sepanjang perbatasan RI-Timtim masih relatif dapat dikendalikan sehingga belum diperlukan adanya penambahan pasukan apalagi dengan memberlakukan status siaga. Sementara itu menurut informasi yang dihimpun ANTARA Kupang dari sejumlah LSM yang memeiliki jaringan di negara itu, dua warga sipil tewas dan dua aparat kepolisian terluka dalam kerusuhan massa yang pecah di Tasitolu, sekitar 10 kilometer arah barat ibukota Timtim, Dili, Jumat. Dalam kerusuhan yang menurut LSM dilakukan rakyat yang bersimpati kepada sekitar 600 anggota Angkatan Bersenjata Timtim (FDTL) yang dipecat, dua warga sipil tewas, dua aparat kepolisian terluka, dan sejumlah mobil yang diparkir di halaman gedung kantor Perdana Menteri dirusak. Beberapa rumah warga juga dilaporkan rusak dalam kerusuhan tersebut. Beberapa hari terakhir, aksi unjuk rasa mewarnai kehidupan rakyat di negara termiskin di dunia sejak berpisah dari Negara Kesatuan RI sebagai konsekuensi atas kemenangan kelompok pro-kemerdekaan dalam penentuan pendapat PBB Agustus 1999. Kerusuhan ini terjadi 10 hari setelah Menteri Luar Negeri Timor Leste Jose Ramos Horta menyatakan bahwa situasi di Timtim saat ini sangat aman dan damai meskipun diakui ada masalah politik yang cukup serius mengenai status sekitar 600 orang yang bermasalah di Angkatan Bersenjata negeri itu. Ramos Horta mengatakan, ada berita di media internasional, termasuk di Indonesia, mengenai terjadinya kericuhan di Timtim. Komandan militer Indonesia di Kupang melaporkan 300 orang tentara Timtim angkat senjata di jalan-jalan dan 300 lainnya masuk ke hutan-hutan. "Kadang-kadang saudara-saudaraku di media di Indonesia dan juga beberapa media internasional, memiliki imajinasi yang berlimpah. Itu total omong kosong,` tegasnya Semua orang di Timtim dan Dili, lanjutnya, tahu bahwa berita itu tidak benar. Horta sendiri menyatakan setiap akhir pekan suka naik sepeda sendirian keliling kota, termasuk ke jalan-jalan di setiap pelosok.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006