Istanbul (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mengusulkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk mengadopsi resolusi yang mengutuk segala bentuk teror energi, ketika serangan Rusia di kota-kota Ukraina melumpuhkan infrastruktur energi negara itu.

"Ukraina mengusulkan agar Dewan Keamanan mengadopsi resolusi yang mengutuk segala bentuk teror energi," kata Zelenskyy kepada DK PBB dalam video pidatonya, Rabu malam (23/11).

Dia juga menuntut agar Rusia dilarang memberikan suara dalam isu-isu terkait agresinya mengingat tindakan Moskow yang menghalangi setiap upaya DK PBB untuk memenuhi mandatnya.

“Tidak masuk akal bahwa hak veto disediakan untuk pihak yang mengobarkan perang kriminal. Adalah penting untuk membawa dunia keluar dari kebuntuan ini,” kata Zelenskyy.

Merujuk pada serangan Rusia yang menghantam sebuah bangunan permukiman di Kota Vyshhorod dan menewaskan empat orang dan melukai 34 lainnya pada Rabu, dia menggambarkan serangan itu sebagai salah satu poin utama formula teror Rusia.

Dia menambahkan bahwa hampir 70 rudal diarahkan ke infrastruktur energi Ukraina pada hari yang sama.

“Teror Rusia menyebabkan pemadaman listrik –dan tidak hanya di Ukraina. Lampu-lampu juga padam di negara tetangga Moldova. Tetapi pemahaman tentang apa yang ingin dicapai Rusia dengan serangan seperti itu tidak boleh hilang di mana pun di dunia. Teror energi adalah analog dari penggunaan senjata pemusnah massal,” ujar dia.

Zelenskyy menegaskan bahwa merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan ketika puluhan juta orang dibiarkan tanpa listrik, penghangat, dan air akibat rudal Rusia yang menghantam fasilitas energi.

Di lain pihak, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan bahwa Rusia harus menentang, tidak hanya Ukraina tetapi juga negara-negara NATO, yang menurut dia melancarkan perang proksi di Moskow dengan memberikan segala macam dukungan militer ke Kiev.

“Untuk melemahkan dan menghancurkan potensi militer musuh kami, kami meluncurkan serangan presisi tinggi terhadap energi dan infrastruktur lain yang digunakan untuk memasok militer Ukraina dengan senjata, terutama dari Barat, memfasilitasi logistik dan penghubung mereka,” kata Nebenzia dalam pidatonya di DK PBB.

DIa mengatakan bahwa bangunan tempat tinggal rusak dan warga sipil terbunuh karena pengerahan sistem pertahanan udara Ukraina berada di pusat kota, bukan di pinggiran.

“Merusak kemampuan tempur tentara Ukraina, yang mengancam keamanan dan integritas wilayah Rusia, adalah salah satu tujuan dari operasi militer khusus kami. Tugas ini akan dilakukan dengan cara militer sampai rezim Kiev bersikap realistis untuk bernegosiasi dan mencoba menyelesaikan masalah yang memaksa kami untuk memulai operasi,” ujar dia.

Sebelumnya, sejumlah ledakan telah dilaporkan di beberapa wilayah Ukraina, yaitu Odesa, Dnipropetrovsk, Zaporizhzhia, dan Kiev.

Perusahaan energi nasional Ukraina Ukrenergo kemudian mengumumkan bahwa mereka telah memberlakukan pemadaman darurat di seluruh negeri karena kerusakan pada infrastruktur negara.

Energoatom, perusahaan energi nuklir nasional Ukraina, menambahkan bahwa semua unit daya di empat pembangkit listrik tenaga nuklir di negara itu secara otomatis terputus akibat penurunan frekuensi.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Ibukota Kiev dilanda krisis listrik terburuk sejak perang
Baca juga: Paus bandingkan perang di Ukraina dengan bencana kelaparan 1930-an
Baca juga: Ukraina: Seorang bayi tewas dalam serangan Rusia di RS bersalin

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022