Bojonegoro (ANTARA News) - Pembangunan fasilitas eksplorasi serta eksploitasi sumur minyak dan gas Blok Cepu di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jatim kemungkinan bisa bergeser dari lokasi semula yang direncanakan karena hambatan banyaknya spekulan tanah yang ingin mengambil keuntungan besar dari pembangunan itu."Banyaknya spekulan menguasai tanah di kawasan Blok Cepu bisa mengubah rencana lokasi," kata Vice President Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI) Maman Budiman dalam acara temu wicara dengan Karang Taruna Bojonegoro di gedung Lemcadika, Jumat (28/4).Menurut Maman Budiman, EMOI selaku operator secara tehnis bisa mengambil sumber Migas di Blok Cepu dari jarak 10 km dari lokasi yang sudah direncanakan. Usai memberikan sambutan, Wakil Bupati Bojonegoro H.M. Thalhah kepada ANTARA menyatakan, pembebasan tanah akan dilakukan melalui PoD (Plant of Development) yang disetujui pemerintah. Namun, menurut dia, dengan masuknya spekulan tanah akan memunculkan kerawanan di dalam pembebasan tanah. "Kalau keingginan kita harga tanah tidak terlalu tinggi, berkisar diatas NJOP ( Nilai Jual Obyek Pajak ), " kata Thalhah. Informasi yang diperoleh ANTARA menyebut NOJP tanah di kawasan sekitar Blok Cepu di Ngasem dan Kalitidu berkisar Rp25.000 per meter persegi. Kata Thalhah, luas tanah yang akan dibebaskan untuk pembangunan fasilitas di Blok Cepu adalah 20 Blok yang setiap bloknya rata-rata seluas 100 ha sehingga total lahan yang dibutuhkan sekitar 2.000 ha. Pembebasan akan dilakukan secara bertahap. "Kita belum tahu pasti, karena melihat kondisi di lapangan nanti," jelasnya. Menurut Maman, meski masalah pembebasan ini nantinya akan menghambat proses pembangunan, EMOI yakin tetap ada jalan pemecahan karena secara teknis eksplorasi bisa dilakukan dari jarak 10 km. "Kami sepakat dengan Pak Thalhah kalau harga tanah di kawasan Blok Cepu tidak rasional, pengambilan sumber Migas akan dialihkan di Utara Bengawan Solo di Kecematan Malo," katanya. Thalhah berharap di dalam pembebasan tanah bisa berjalan lancar tanpa ada ganguan karena adanya perbedaan harga tanah yang tajam di kawasan Blok Cepu yang akan dibebaskan. "Begitu PoD disepakati Pemerintah Tim Pembebasan tanah langsung bergerak dan ditargetkan dalam 6 bulan rampung," kata Thalhah yang juga Ketua Pembebasan Tanah Blok Cepu di Bojonegoro itu.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006