New York City (ANTARA) - Rumah sakit di Amerika Serikat (AS) kewalahan akibat kombinasi dari sederet penyakit pernapasan (RSV, virus corona, flu), krisis staf dan penutupan panti wreda yang memunculkan tekanan bagi sistem perawatan kesehatan yang sebelumnya memang sudah menanggung terlalu banyak beban, demikian dilaporkan oleh The Washington Post akhir pekan lalu.

"Para pakar meyakini bahwa masalah ini akan semakin memburuk dalam bulan-bulan mendatang," kata laporan itu.

"Ini bukan hanya masalah. Ini adalah krisis," kata Anne Klibanski, presiden sekaligus CEO rumah sakit nirlaba Mass General Brigham di Boston, seperti dikutip surat kabar tersebut.

"Kami merawat pasien di lorong unit gawat darurat kami. Terdapat krisis kapasitas yang sangat besar, dan semakin tidak memungkinkan (bagi kami) untuk merawat pasien dengan cara yang tepat dan memberikan perawatan terbaik yang seharusnya kami berikan."

Lebih dari setengah juta orang di sektor layanan sosial dan perawatan kesehatan di negara itu mengundurkan diri dari pekerjaan mereka pada September, yang sebagian alasannya dapat dikaitkan dengan kelelahan yang berhubungan dengan pandemi virus corona.

Asosiasi Medis Amerika (American Medical Association) mengatakan 1 dari 5 dokter berencana untuk meninggalkan pekerjaannya dalam waktu dua tahun, sebut laporan itu.

Sejak awal pandemi, petugas layanan kesehatan menghadapi peningkatan tindak kekerasan, tutur Christopher S. Kang, Presiden American College of Emergency Physicians.

Menurut Asosiasi Rumah Sakit Amerika (American Hospital Association), 44 persen perawat melaporkan tindak kekerasan fisik dan 68 persen mengatakan mereka mengalami pelecehan verbal sejak pandemi mulai merebak, imbuh laporan tersebut.


Pewarta: Xinhua
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022