Pontianak (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar pemerintah-pemerintah daerah yang wilayahnya tergolong rawan gempa dapat menyiapkan sistem peringatan dini (early warning system) demi mencegah korban dalam jumlah besar.
"Lebih pada kesiapan pemerintah daerah untuk menghadapi setiap kemungkinan, dan masyarakat supaya di edukasi untuk untuk daerah gempa itu diberikan semacam 'early warning', aba-aba yang apabila akan terjadi gempa," kata Wapres di Pontianak, Kalimantan Barat pada Rabu.
Gempa yang merengut korban cukup banyak di Indonesia terjadi pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB dengan magnitudo 5,6 melanda wilayah barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Pusat gempa bumi dengan kedalaman dangkal sekitar 10 km itu berada di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekira 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur.
Baca juga: Polda siap bantu Pemprov Sulawesi Barat lakukan mitigasi bencana
Baca juga: BMKG ingatkan tujuh kecamatan di Manggarai Barat waspada tanah longsor
Berdasarkan data sampai Selasa (22/11) pukul 17.00 WIB, sebanyak 268 korban meninggal dunia dengan 122 jenazah telah teridentifikasi dan 151 korban dinyatakan hilang.
"(Peringatan awal) ini yang seperti tsunami sudah mulai ada ya, kita minta itu ada tanda-tanda semacam peringatan, tanda peringatan," tambah Wapres.
Wapres menyebut hingga saat ini ilmu pengetahuan baru dapat memprediksi bahwa gempa dapat terjadi di wilayah tertentu.
"Memang soal gempa itu kan (bisa) diperkirakan akan terjadi, bahwa di sini akan terjadi gempa sudah ada, tapi yang belum ada sampai sekarang kapannya itu. Untuk kapannya, belum bisa, ilmu pengetahuan masih belum dapat mengatakan kepastian hari ini, jam sekian," ujar Wapres.
Diketahui, gempa di Cianjur diduga karena dipicu oleh Sesar Cimandiri dengan jalur bermula dari Palabuhanratu lalu membentang ke arah timur dan berbelok ke utara di sekitar kawasan episentrum gempa kemarin.
Di Jawa Barat sendiri masih ada Sesar Lembang yang berlokasi di 8 hingga 10 kilometer sebelah utara kota Bandung. BMKG mengatakan teknologi yang ada saat ini hanya bisa mendeteksi pergerakan lempeng, tapi tidak bisa mengetahui kapan gempa terjadi. Sesar Lembang sendiri merupakan satu dari 81 sesar yang aktif di Indonesia.
Baca juga: BMKG dan NOAA kerja sama perkuat sistem peringatan dini di Indonesia
Sesar Lembang memiliki patahan sepanjang 29 kilometer yang masih aktif bergerak. Kecepatan pergerakannya mencapai 6 milimeter per tahun. Terdapat enam segmen patahan yang tidak lurus di sesar Lembang yaitu Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung, dan Batu Lonceng.
Sedangkan terkait korban gempa di Cianjur, sebanyak 796 personel disebar ke 12 kecamatan yang terdampak gempa bumi di Cianjur untuk mencari warga yang dilaporkan hilang, mendata kebutuhan bantuan, serta menyalurkan bantuan.
Selain korban meninggal dan yang masih hilang, ada sebanyak 1.083 orang mengalami luka-luka dan 58.362 orang dalam pengungsian akibat gempa tersebut.
Selanjutnya ada 2.272 rumah di Cianjur rusak, 1 unit pondok pesantren rusak berat, 1 RSUD Cianjur rusak ringan, 4 unit gedung pemerintah rusak, 3 unit sarana pendidikan rusak, 1 unit sarana ibadah rusak.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022