"Langkah pertama kami mendorong agar masyarakat tetap melakukan pola hidup sehat," kata Kepala Dinas Kesehatan Jatim Erwin Astha Triyono di Surabaya, Rabu.
Erwin menjelaskan bahwa penularan polio bisa melalui batuk atau bersin atau dari kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi (rute fecal-oral).
"Nomor satu, vaksinasi. Tidak ada pilihan, kabupaten kota segera mengakses vaksin, terutama untuk masyarakat. Kedua, pola hidup sehat, sehingga makanan dan sebagainya harus bersih. Pola hidup sehat itu menjadi kunci," ujarnya.
Baca juga: 4.145 anak di Kotawaringin Barat telah divaksin polio
Baca juga: Dokter: Polio bisa dicegah dengan imunisasi lengkap dan PHBS
Erwin mengatakan, dua hal itulah yang kini sedang digencarkan. Termasuk melakukan pengawasan.
Dinkes Jatim, kata dia, telah mendorong pihak terkait agar melaporkan jika ditemukan tanda-tanda polio.
"Terakhir adalah surveilance. Sudah kami dorong dinas kesehatan, rumah sakit kalau ada tanda-tanda segera lapor. Karena kalau ada tanda-tanda satu pasien itu saja, langsung kita keep supaya tidak menular ke berikutnya," ujarnya.
Pihaknya juga telah mengirimkan surat edaran (SE) kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Jatim terkait kejadian luar biasa (KLB) polio tersebut.
"Kemarin kita sudah mengirim surat edaran ke masing-masing Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan sekarang kita akan monitor terus. Vaksin polio aman. Itu masuk dalam program," ujarnya.*
Baca juga: Dokter: Segera lapor jika anak alami lumpuh layuh akut
Baca juga: Dokter: Vaksin bisa cegah anak terserang polio lebih dari 90 persen
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022