Waikabubak (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai kondisi sebagian wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berstatus awas curah hujan tinggi (lebih dari 300 mili meter/dasarian).
"Masyarakat di daerah-daerah dengan status awas curah hujan tinggi perlu lebih waspada terutama terhadap potensi ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Waikabubak, ibu kota Kabupaten Sumba Barat, Rabu.
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini potensi curah hujan tinggi di NTT.
Saat ini, kata dia beberapa zona musim di NTT sudah memasuki musim hujan berdasarkan pemantauan awal musim hujan yang diperbaharui per 20 November 2022.
Baca juga: Timor Tengah Selatan-NTT lakukan mitigasi lokasi berpotensi banjir
Baca juga: BMKG ingatkan tujuh kecamatan di Manggarai Barat waspada tanah longsor
Prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa di sebagian besar wilayah NTT diprakirakan akan mengalami curah hujan Tinggi ( lebih dari 150 mili meter/dasarian) dengan peluang 71-100 persen.
Sementara kondisi sebagian wilayah memiliki curah hujan tinggi berstatus awas yang tersebar di Pulau Timor, yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu.
Selain itu di Pulau Flores yaitu Kabupaten Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat.
Rahmattulloh menjelaskan curah hujan tinggi perlu diwaspadai masyarakat karena dapat memicu berbagai dampak seperti kerusakan tanaman pertanian atau perkebunan akibat banjir.
Meningkatnya potensi kejadian longsor pada daerah berlereng serta meningkatnya potensi kejadian banjir di kawasan pemukiman.
"Oleh sebab itu masyarakat harus meningkatkan kesiapsiagaan dini agar potensi dampak kerugian akibat bencana dapat diminimalkan," katanya.
Baca juga: BMKG: Waspadai potensi hujan deras di Ngada dan Manggarai Timur NTT
Baca juga: BMKG: Empat kabupaten di NTT berstatus awas curah hujan tinggi
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022