"Selain kegiatan susur sungai, kegiatan lain yang rawan dan berpotensi menimbulkan bahaya saat musim hujan agar jangan diagendakan," kata Kepala Bidang Pengembangan SDM dan Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Nyoman Rai Savitri di Sleman, Rabu.
Menurut dia, kegiatan yang dinilai rawan tersebut diantaranya perjalanan di kawasan perbukitan yang rawan longsor, maupun aktivitas di embung yang terhubung aliran sungai.
"Selain itu pengelola juga kami minta untuk mewaspadai pohon-pohon besar yang ada di lingkungan desa wisata, terutama yang rawan tumbang," katanya.
Baca juga: Dispar: "Sleman Temple Run #7" sukses digelar, peserta lebihi target
Ia mengatakan Dinas Pariwisata Sleman beberapa waktu lalu telah memberikan pelatihan penanggulangan bencana kepada para pengelola dan pelaku wisata.
"Dengan bekal pelatihan tersebut diharapkan pelaku wisata dapat melakukan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana terutama untuk pertolongan pertama jika terjadi bencana," katanya.
Rai Savitri juga meminta pengelola untuk terus mengikuti perkembangan cuaca dari BMKG Yogyakarta dan selalu menjalin komunikasi dengan BPBD Sleman maupun komunitas relawan penanggulangan bencana.
"Sedangkan bagi desa wisata yang berada di kawasan lereng Gunung Merapi juga kami minta terus memantau aktivitas Gunung Merapi dari instansi berwenang (BPPTKG) dan merespon cepat jika ada peringatan dini," katanya.
Ia mengatakan keamanan, kenyamanan dan keselamatan wisatawan atau pengunjung harus menjadi prioritas.
Baca juga: 550 peserta ikuti jelajah wisata "Tour de Merapi 2022"
Baca juga: Wabup Sleman : "Ngayogjazz" berdampak positif bagi ekonomi kerakyatan
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022