Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D mengusulkan tak ada pembatasan kegiatan masyarakat asalkan cakupan vaksinasi termasuk dosis ketiga atau booster ditingkatkan.
"Kegiatan masyarakat tidak usah dibatasi, silahkan beraktivitas. Masyarakat harus kembali bergerak, memulihkan ekonomi. Tapi, kita harus meningkatkan vaksinasi dan protokol kesehatan," ujar dia dalam sebuah acara kesehatan di Jakarta, Selasa.
Menurut Pandu, tak perlu semua orang, tetapi paling tidak kelompok masyarakat rentan seperti para lansia perlu mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
Baca juga: Epidemiolog: Vaksin booster modal lindungi warga dari subvarian baru
Dia pun mendukung kebijakan Pemerintah terkait pemberian dosis ketiga pada masyarakat, karena efeknya bagus untuk daya tahan tubuh seseorang dalam melawan COVID-19.
"Kebijakan booster harus didorong. Ternyata memberikan efek yang bagus sekali. Kenapa perlu booster? Supaya pertahanan tubuh kita bisa diandalkan," kata dia.
Data menunjukkan, pasien COVID-19 yang meninggal dunia sebanyak 50 persennya belum divaksinasi, lansia dan pasien dengan komorbid atau penyakit penyerta seperti diabetes.
Dalam kesempatan itu, Koordinator Riset Inovasi Agro, Farmasi dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mewakili Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Leni Rosylin mencatat capaian vaksinasi harian saat ini menurun sejak 2021, yakni 51.000 per hari.
Sementara itu, untuk capaian vaksinasi per provinsi, terdapat tiga provinsi dengan jumlah penerima dosis pertama di bawah 70 persen, 19 provinsi dengan dosis dua di bawah 70 persen dan 15 provinsi dengan capaian di bawah 30 persen untuk dosis ketiga.
"Untuk lansia, dosis satu ada tujuh provinsi di luar Jawa dan Bali di bawah 70 persen, sembilan provinsi di luar Jawa dan Bali di bawah 50 persen dan 10 provinsi di atas 30 persen," tutur Leni.
Dia mengatakan, untuk mencapai target 70 persen populasi, maka pemberian dosis primer harus diberikan pada sekitar 17,5 juta sasaran lagi. Data tiga pekan terakhir menunjukkan, sekitar 50 ribu-60 ribu suntikan vaksin diberikan per hari.
"Dengan laju sekarang kita butuh waktu sekitar satu tahun (untuk mencapai target 70 persen). Di sini kita perlu memperhatikan ketersediaan vaksin, SDM kesehatan serta orang yang divaksinasi," demikian kata dia.
Baca juga: Kemenkes: Vaksin COVID-19 produk dalam negeri dukung kebutuhan booster
Baca juga: Reisa imbau perkuat pengendalian diri selama COVID-19 masih ada
Baca juga: Kemendagri galakkan kembali prokes dan booster di perpanjangan PPKM
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022