Kita harus belajar dari Jepang dalam memanfaatkan golden time ini
Bandung (ANTARA) - Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan Dr Irwan Meilano, ST MSc menuturkan ada pembelajaran yang bisa dipetik dari bencana gempa berkekuatan 5.6 SR yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11).
"Concern utama berada di pemerintah dan pemda, perlu ada upaya untuk memahami bahwa daerah tersebut memiliki potensi gempa. Penataan ruang dan kaidah pembangunan yang dilakukan tiap daerah harus disesuaikan dengan struktur geologinya serta jaraknya dari sumber gempa," kata Irwan Meilano dalam keterangan tertulis, Selasa.
Selain itu, kata dia, masyarakat juga harus melek literasi dan pengetahuan bahwa mereka tinggal di daerah yang rawan gempa sehingga mitigasi dapat dilakukan.
Dia mengatakan ketika bencana telah terjadi, terdapat waktu (golden time) untuk evakuasi yang hanya berkisar rata-rata 30 menit setelah gempa bumi.
Baca juga: Pakar : Gempa Nias merupakan subduksi segmen Siberut
Baca juga: Pakar Unpad sebut Banten rawan gempa karena zona Prisma Akresi
Hal yang dapat dilakukan setelah bencana terjadi adalah memberikan respons yang terbaik.
"Kita harus belajar dari Jepang dalam memanfaatkan golden time ini. Rumah sakit darurat, pengungsian sementara, air dan sanitasi yang baik, mulai dipersiapkan sekarang. Jika hanya fokus pada yang terluka, lantas mengesampingkan hal-hal vital yang harus dipersiapkan, maka orang yang selamat pun dapat menjadi korban selanjutnya," kata dia.
Irwan yang juga Dosen Teknik Geodesi dan Geomatika ITB itu juga berharap tidak ada lagi korban jiwa dan semua pihak dapat sama-sama belajar untuk mengantisipasi hal serupa terjadi di kemudian hari.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasikan ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia akibat gempa merusak yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin.
Menurut dia data tersebut diterima berdasarkan call center Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Adapun para korban kini sudah dalam penanganan sejumlah rumah sakit yang ada di Cianjur.
"Mohon izin menyampaikan berita buruk, 162 yang meninggal dunia, 326 luka-luka, mayoritas patah tulang dan berhubungan luka karena tertimpa atau kena benda tajam," kata Ridwan Kamil di Pendopo Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin malam (21/11).
Baca juga: Pakar: Potensi tsunami akibat gempa megathrust perlu diwaspadai
Baca juga: Pakar: Perlu pembaruan pengetahuan tradisional hadapi tantangan zaman
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022