Di luar negeri, olahraga merupakan suatu bentuk kegiatan parenting

Depok (ANTARA) - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Prof. Semiarto Aji Purwanto mengatakan, olahraga, prestasi, dan kebudayaan merupakan satu kesatuan unsur terpenting untuk itu perlu menjadikan olahraga sebagai suatu kebudayaan dalam keluarga.

"Di luar negeri, olahraga merupakan suatu bentuk kegiatan parenting, namun di Indonesia nampaknya belum terlalu diterapkan," kata Prof. Semiarto Aji di Kampus UI, Selasa.

Di Indonesia, olahraga sebagai gaya hidup lebih banyak dilakukan dalam komunitas, seperti komunitas bersepeda, komunitas lari, dan lain-lain guna mempererat solidaritas sosial, katanya.

Jadi, ini menjadi tugas untuk kita bagaimana menumbuhkan budaya olahraga di tingkat keluarga yang berguna untuk mempererat hubungan antaranggota keluarga serta menanamkan nilai kesehatan dan kebugaran.

Baca juga: Wapres dorong rancangan "sport science" guna majukan olahraga nasional

Baca juga: Ketua DPD: Manfaatkan "sport science" kembangkan sepak bola Indonesia

Tanpa dukungan budaya (sistem koginisi), prestasi olahraga tidak akan diapresiasi atau didukung oleh masyarakat. Oleh karena itu, unsur terpenting dalam menjadikan olahraga sebagai suatu kebudayaan adalah keluarga.

Sementara itu Ketua Bidang Sport Science dan IPTEK KONI Pusat Dr. Lilik Sudarwati mengatakan keolahragaan dalam UU berfungsi untuk mengembangkan kemampuan jasmani, rohani, sosial, dan membenqtuk watak kepribadian bangsa yang bermartabat yang tercakup dalam tiga ruang lingkup yaitu olahraga pendidikan, olahraga masyarakat, dan olahraga prestasi.

Berbeda dengan kondisi di luar negeri, sport science menjadi acuan dalam pengembangan atlet-atlet, sedangkan di Indonesia belum dikembangkan atau digunakan sebagai rujukan.

"Kondisi ini akan mengakibatkan Indonesia akan tertinggal jauh dalam prestasi olahraga di masa depan. Sehingga, diharapkan Perguruan Tinggi dapat hadir berperan untuk mengisi kekosongan tersebut," katanya.

Hal tersebut dikatakan Lilik saat seminar terkait keolahragaan yang mengangkat tema "Undang-Undang Olahraga dan Dunia Kampus" di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP, Kampus UI Depok.

Seminar ini mendiskusikan peranan serta kesiapan penyelenggara pendidikan dalam memenuhi kriteria yang disyaratkan, guna mewujudkan kampus yang sehat dan berkarakter melalui pengembangan keilmuan terkait keolahragaan (sport science).

Menurut Lilik, sport science diselenggarakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan guna membangun gaya hidup sehat aktif sepanjang hayat.

Lebih lanjut ia mengatakan, pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu kesatuan yang sistemis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan nasional.

Untuk itu, dalam pengimplementasian UU tersebut Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) harus didukung dari peran berbagai pihak, terutama perguruan tinggi untuk melakukan penelitian maupun kemajuan teknologi untuk olahraga.

Baca juga: Buku "Pembinaan Badminton Berbasis Sport Science" diluncurkan

Baca juga: Menpora ajak BRIN kembangkan "sport science" untuk performa atlet

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022