Membantu pembudidaya dalam mengamankan keramba masing-masing
Malang (ANTARA) - Dosen Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Tim Doktor Mengabdi mengembangkan perangkat monitoring Keramba Jaring Apung (KJA) berbasis tenaga surya untuk meningkatkan keamanan produksi kerapu.
Tim Doktor Mengabdi yang mengembangkan perangkat KJA tersebut beranggotakan Muhammad Fauzan Edy Purnomo, Ph.D, Akhmad Zainuri, MT (FT), Bambang Semedi, Ph.D, Dhira K. Saputra, M.Sc (FPIK) dan Supriyono, M.AB (FIA UB), M.Sc.
Perancang sistem perangkat monitoring KJA, Akhmad Zainuri dalam rilis yang diterima di Malang, Selasa, mengatakan penggunaan solar panel dilatarbelakangi oleh sulitnya akses listrik dari daratan Gili Ketapang, sehingga dengan menggunakan tenaga surya tidak membebani pembudidaya dengan biaya operasional.
Walaupun begitu, katanya, terdapat tantangan yang dihadapi oleh perangkat ini, karena kondisi gelombang yang terdapat pada perairan Gili Ketapang, serta ancaman korosi akibat air dan uap garam.
Baca juga: Doktor mengabdi UB sosialisasi mitigasi bencana di Kota Batu
Baca juga: Tim doktor mengabdi UB jadikan Kampung Sanan percontohan urban farming
“Perangkat ini akan terus dipantau secara berkala agar dapat membantu pembudidaya dalam mengamankan keramba masing-masing," katanya.
Pada saat ini, lanjutnya, telah terpasang dua unit perangkat monitoring pada dua area keramba di Gili Ketapang. Respons positif diberikan oleh kelompok pembudidaya, dan mereka mengharapkan adanya tambahan perangkat serupa pada area lainnya di Gili Ketapang.
Sementara itu, Ketua Pokmaswas Gili Bahari, Sakur mengatakan pada saat ini terdapat lebih dari 400 petak keramba jaring apung dengan komoditas utama adalah kerapu.
Walaupun produktivitas budi daya kerapu cukup baik, saat ini marak terjadi pencurian ikan di keramba pembudidaya.
Kondisi tersebut disebabkan ketiadaan sumber daya listrik untuk pemantauan, serta lokasi yang tergolong jauh dari jangkauan monitoring kelompok pembudidaya.
KJA berbasis tenaga surya terdiri atas perangkat solar panel, sistem penerangan dan sensor secara otomatis bekerja apabila terdapat indikasi gerakan manusia di sekitar keramba.
Gili Ketapang merupakan pulau kecil di utara Probolinggo, dengan status sebagai Kawasan Konservasi Laut di Jawa Timur, dengan luas total kawasan mencapai 476,78 Ha (Kepmen-KP 64/2020).
Sementara itu, daratan pulau ini mencakup wilayah seluas 72 hektare dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yakni 13.095 jiwa.
Potensi daya dukung perairan di pulau ini cukup tinggi dan dimanfaatkan untuk kegiatan budi daya laut, wisata bahari dan perikanan tangkap.
Baca juga: Tim peneliti UB Malang ciptakan aplikasi "Bromo Siaga"
Baca juga: Universitas Brawijaya kembangkan sistem IoT mitigasi bencana di Semeru
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022