Jakarta (ANTARA) - Renjana Productions menggelar "Tao Toba Heritage Fest", sebuah festival budaya, musik serta olahraga untuk membangkitkan pariwisata dan ekonomi lokal pada Sabtu (26/11) di Lopo hotel International Samosir, Danau Toba.
Festival dimeriahkan oleh Marsada Band, Ipang Lazuardi, Jamrud, Naff, dan Viky Sianipar.
Danau Toba (Tao Toba) adalah danau vulkanik terbesar di dunia yang menjadi wisata unggulan Sumatera Utara, tepatnya di Pulau Samosir, Sumatra Utara.
"Tao Toba bukan hanya tentang keindahan alamnya yang mempesona, namun Tao Toba juga menyimpan sejarah dan warisan budaya yang prestisius," kata Raiden Soedjono selaku Project Director "Tao Toba Fest" dalam keterangan pers pada Senin.
Baca juga: "Jelajahin Livin Sanur Fest" 2022 tampilkan Slank hingga Fourtwnty
Salah satunya adalah budaya Mangalahat Horbo yang menjadi puncak pagelaran budaya di "Tao Toba Heritage Fest", yakni sebuah tradisi tertua Batak Toba kepada Tuhan agar masyarakat mendapatkan keberkahan, kebesaran hati, kekuatan, kemakmuran, serta panen melimpah–biasanya diadakan pada perayaan panen, kemenangan, pemberian gelar, dan kelahiran raja.
Renjana Productions juga mempersembahkan pagelaran Manortor massal di "Tao Toba Heritage Fest–prosesi", yakni tarian adat sebagai bentuk kegembiraan dan penghormatan kepada Tuhan, leluhur, serta raja-raja. Tarian ini juga merupakan media untuk menyampaikan harapan dan memohon perlindungan.
Rangkaian tradisi ini juga dipersembahkan dengan sajian-sajian musik yang mendasari penyelenggaraan kultural festival musik di Tao Toba Heritage Fest oleh Renjana Productions.
"Kami dari Renjana Productions akan mengeksplorasi dan mempresentasikan budaya serta keindahan Danau Toba dengan cara terbaik yang semoga dapat membantu mendorong menghidupkan pariwisata setempat," kata Raiden.
Para peserta juga diajak untuk menikmati alam Danau Toba pada aktivasi "Fun Ride Toba Heritage", yaitu bersepeda 17 km melalui rute Tuk-Tuk Siandongv–Tomok–Desa Garoga–Ambarita–Silagan–Tukutuk.
Rute tersebut melewati berbagai wilayah termasuk Bukit Beta, Pasar Kerajinan Tangan & Oleh-Oleh Tomok, Makam Raja Batak Sidabutar Peninggalan Zaman Megalitikum di Desa Tomok, Museum Adat Batak, Simagande Waterfall, Situs Kerajaan Adat Batak Huta Sialagan, dan kawasan distrik Hotel Tuktuk.
Peserta bukan hanya bisa mengagumi keindahan Pulau Samosir tapi juga mempelajari budaya setempat. Rangkaian acara ini juga dilengkapi dengan hadirnya UMKM untuk memperkenalkan makanan, kerajinan, dan cenderamata lokal, tentunya juga demi memajukan perekonomian masyarakat sekitar melalui pariwisata.
"Pastinya kami ingin mempertontonkan bahwa Indonesia itu keren dengan segala warna-warni alam dan budaya yang luar biasa, salah satunya adalah Danau Toba. Danau Toba juga memiliki landscape yang sangat cantik dengan budaya yang terjaga dengan baik sehingga akan menggugah hasrat dan rasa penasaran wisatawan baik lokal dan internasional untuk datang ke sini. Pasca-pandemi, gairah pariwisata menurun, sehingga kami perlu berkolaborasi kembali menghidupkan pariwisata lokal melalui festival seperti ini," kata Fendy Mugni selaku CEO Renjana Production.
Festival ini dibuka secara gratis untuk menjangkau wisatawan yang lebih luas, namun tetap ada pembatasan kerumunan yaitu sekitar 4.000-5.000 pengunjung dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan peraturan.
Baca juga: Viky Sianipar: hormati peran ibu seperti bumi
Baca juga: Bumi menginspirasi Viky Sianipar
Baca juga: Viky Sianipar persembahkan konser persilangan musik jazz
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022