Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan tantangan terbesar untuk mendorong perbaikan iklim investasi, yaitu pola pikir (mindset) untuk mengubah budaya perizinan investasi menjadi lebih melayani, terbuka dan lebih baik.

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi Indra Darmawan dalam webinar "Expanding Investment Amid Geopolitical Conflicts" yang dipantau di Jakarta, Senin, mengatakan secara garis besar perbaikan iklim investasi telah diakomodir melalui UU Cipta Kerja Omnibus Law.

"Tantangan penerapan UU Omnibus Law adalah teknisnya, tapi ada software untuk membuatnya masuk ke versi terbaru. Tapi tantangan terbesarnya adalah mindset. Bagaimana mengubah budaya menjadi lebih melayani, terbuka, kepada sistem perizinan yang lebih baik," katanya.

Indra mengakui, perubahan itu jadi tantangan terbesar karena penerapannya akan membuat sejumlah institusi kehilangan kewenangan.

"Dan itu tidak mudah, buat mereka yang berpikir mereka akan jadi tidak akan sekuat sebelumnya," katanya.

Padahal, untuk bisa maju bersama dan melakukan reformasi, diperlukan motivasi yang sama untuk semua lapisan.

"Kalau beberapa pihak tidak terlalu termotivasi melakukan gerakan itu, itu sudah jadi tantangan sendiri. Saya rasa itu tantangan terbesar yang masih akan terbawa hingga 2023," katanya.

Senada, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan tumbuhnya capaian investasi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa iklim investasi di Indonesia terus membaik.

Bahkan, realisasi penanaman modal asing (PMA) pada triwulan III 2022 mencapai Rp168,9 triliun, atau meroket hingga 63,6 persen yoy.

"FDI (investasi asing) ini memecahkan rekor, ini yang harus kita pahami, tanpa perbaikan di iklim investasi, saya rasa FDI juga akan mempertanyakan kapan akan investasi di Indonesia," katanya.

Andry menilai meski banyak tantangan, Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan investasi yang baik. Hal itu juga pertanda bahwa iklim investasi Indonesia semakin baik.

Menurutnya, kepercayaan investor itu datang dari mulai peran Kementerian Investasi mengatasi masalah investasi di lapangan, termasuk juga koordinasi antara pusat dan daerah yang membaik.

"Tidak hanya narasi tapi juga langsung terjun mengatasi masalah iklim investasi di daerah. Tidak hanya level mikro dan nasional tapi juga bagaimana berkoordinasi dengan pemerintah lokal dan wilayah setempat," katanya.

Baca juga: BKPM awasi pengaruh geopolitik global terhadap aliran investasi 2023

Baca juga: Kolaborasi jadi kunci ciptakan investasi migas di masa transisi energi

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022