Jakarta (ANTARA) - Kepala Puskesmas Kecamatan Pademangan dr Octoviana Carolina menganjurkan vaksinasi dasar polio sebanyak empat kali bagi anak sebelum berusia satu tahun.

Octoviana menuturkan empat kali vaksin tersebut, yakni rentang usia satu bulan, lalu usia dua bulan, usia tiga bulan, dan usia empat bulan.

Baca juga: Heru gencarkan vaksinasi polio di Jakarta

"Vaksin polio itu seharusnya empat kali pada saat belum mencapai umur satu tahun," kata Octoviana kepada wartawan di Jakarta Utara, Senin.

Octoviana mengatakan pemberian vaksin berkali-kali kepada anak bertujuan memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat menyebabkan penderitanya mengalami kelumpuhan tersebut seumur hidup.

Dia menyebutkan vaksinasi polio berlangsung rutin di seluruh posyandu dan Puskesmas Kecamatan Pademangan maupun Puskesmas Kelurahan di wilayah Kecamatan Pademangan.

Oleh karena itu, masyarakat atau ibu yang memiliki balita yang belum berusia satu tahun dianjurkan untuk mengakses pelayanan yang diberikan di puskesmas terdekat dari tempat tinggal secara gratis tersebut.

"Kami mengajak masyarakat, melalui media sosial maupun secara langsung masyarakat mengakses pelayanan kami, baik yang mempunyai balita maupun ibu-ibu semua yang mengakses pelayanan," ujar Octoviana.

Octoviana juga menyerukan seluruh balita mengakses pelayanan imunisasi di Puskesmas Kecamatan Pademangan maupun Puskesmas Kelurahan di seluruh kelurahan di wilayah Kecamatan Pademangan.

Memang Indonesia sudah dinyatakan bebas Polio oleh WHO sejak 2006 lalu, tapi program Kementerian Kesehatan itu harus tetap dilaksanakan agar Virus Poliomyelitis (Polio) tidak sampai merebak lagi seperti di Pidie, Aceh yang dialami anak usia tujuh tahun berinisial A.

Baca juga: Niat Jalan Kaki Kuta-Jakarta Terkendala Anak-Istri

Sebagaimana diberitakan ANTARA pada Jumat (18/11) lalu diketahui kejadian pada A diawali dengan sakit demam kemudian muncul nyeri pada persendian dan kelemahan anggota gerak.

Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium diketahui bahwa pasien terinfeksi virus polio.

Perlu diketahui virus polio menular melalui air yang tercemar tinja yang mengandung virus polio. Jika virus ini masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio secara lengkap, maka virus akan berkembang biak di saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga dapat menyebabkan kelumpuhan.

Kondisi sanitasi lingkungan yang tidak baik, seperti perilaku Buang Air Besar (BAB) Sembarangan, juga mendukung penularan virus poliomyelitis tersebut.

Oleh karena itu, Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim meminta seluruh jajarannya berkomitmen meniadakan perilaku buang air besar (BAB) sembarangan di seluruh wilayah seperti yang sudah dicapai Kelurahan Sunter Jaya.

Ali menyatakan keinginan agar Jakarta Utara meraih predikat kota sehat tingkat tertinggi atau "Swasti Saba Wistara" yang mengharuskan tidak ada lagi perilaku BAB sembarangan di masyarakat sebagai salah satu syaratnya.

Baca juga: Bio Farma ekspor vaksin polio nOPV2 ke Afrika, Eropa, Timur Tengah

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022