Jakarta (ANTARA) - Industri alih daya (outsourcing) jasa China mengalami ekspansi yang stabil dalam 10 bulan pertama tahun ini, menurut data dari Kementerian Perdagangan (Ministry of Commerce) China.

Perusahaan-perusahaan China menandatangani kontrak alih daya jasa senilai sekitar 1,54 triliun yuan (1 yuan = Rp2.201) pada periode Januari-Oktober 2022, naik 14,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Nilai kontrak yang dilaksanakan mencapai 1,06 triliun yuan selama periode tersebut, dengan peningkatan sebesar 13,3 persen (yoy).

Dari total tersebut, nilai kontrak alih daya jasa offshore naik 14,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu ke angka 875,7 miliar yuan.

Dalam hal nilai kontrak yang dilaksanakan, alih daya jasa offshore dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) masing-masing meningkat sebesar 10,5 persen, 19,6 persen, dan 7,5 persen (yoy), dalam 10 bulan pertama tahun ini.

Alih daya atau outsourcing mengacu pada tindakan mempekerjakan pihak luar untuk melaksanakan jasa atau menghasilkan barang yang biasanya dilakukan oleh pekerja internal.


Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022