Jakarta (ANTARA) - Para pemimpin perekonomian anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation/APEC) menerbitkan sebuah deklarasi dan mengesahkan dokumen hasil tentang Ekonomi Bio-Circular-Green (BCG) pada Sabtu (19/11).
Deklarasi yang diadopsi setelah Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-29 selama dua hari tersebut menegaskan komitmen yang telah ada sejak lama dari para pemimpin APEC untuk mempromosikan pertumbuhan yang kuat, seimbang, aman, berkelanjutan, dan inklusif, serta komitmen mereka demi mewujudkan Visi Putrajaya APEC untuk komunitas Asia-Pasifik yang terbuka, dinamis, tangguh, dan damai pada 2040.
Dalam deklarasi itu, para pemimpin tersebut mengatakan mereka bertekad untuk menegakkan dan lebih lanjut memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan.
Mereka menyambut baik kemajuan tahun ini dalam memajukan Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (Free Trade Area of the Asia-Pacific/FTAAP), dan akan terus membangun momentum ini menuju upaya regional yang berkualitas tinggi dan komprehensif melalui Rencana Kerja Agenda FTAAP.
Para perekonomian anggota APEC akan terus mempromosikan berbagai upaya untuk memperkuat kepemimpinan APEC, mengukuhkan posisinya sebagai forum ekonomi utama Asia-Pasifik, serta inkubator ide yang modern, efisien, dan efektif.
Kerja sama APEC akan berkontribusi pada solusi praktis untuk tantangan bersama dan melengkapi sejumlah upaya global termasuk Agenda PBB 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, kata deklarasi tersebut.
Para pemimpin tersebut menegaskan kembali komitmen mereka untuk mendorong kawasan Asia-Pasifik yang terbuka dan saling terhubung, termasuk melalui implementasi Cetak Biru Konektivitas APEC (2015-2025).
Mereka juga berjanji untuk memperkuat konektivitas fisik, kelembagaan, dan antarmasyarakat, serta memanfaatkan konektivitas digital, dan mengintensifkan berbagai upaya untuk mendukung konektivitas regional, subregional, dan daerah terpencil melalui pembangunan infrastruktur dan investasi yang berkualitas.
Para pemimpin tersebut mengatakan mereka akan mempercepat implementasi Peta Jalan Internet dan Ekonomi Digital APEC (APEC Internet and Digital Economy Roadmap/AIDER) untuk memanfaatkan teknologi baru dan yang sedang berkembang dan potensi penuh masyarakat serta menciptakan ekosistem digital yang bersifat mendukung, inklusif, terbuka, adil, dan tidak diskriminatif bagi bisnis dan konsumen.
Para perekonomian anggota APEC mendukung "Tujuan Bangkok tentang Ekonomi BCG" (Bangkok Goals on BCG Economy) sebagai sebuah kerangka kerja komprehensif untuk memajukan tujuan keberlanjutan APEC, seraya mengatakan mereka akan memajukan Tujuan Bangkok dengan cara yang tegas, responsif, dan komprehensif, membangun komitmen dan alur kerja yang ada serta mempertimbangkan aspirasi baru, kata deklarasi tersebut.
Dengan mengadopsi Tujuan Bangkok, APEC bergerak maju dengan menggarisbawahi bagaimana mencapai tujuan keberlanjutan dan inklusi yang komprehensif dan ambisiusnya, sembari memperkuat dan berkontribusi pada sejumlah aksi global yang sedang berlangsung, menurut dokumen hasil dari Tujuan Bangkok tentang Ekonomi BCG.
APEC akan menyusun target dan alur kerja yang sejalan dengan tujuan tersebut, sejumlah bidang utama dan target aspirasi termasuk mengatasi semua tantangan lingkungan, memajukan perdagangan dan investasi yang berkelanjutan dan inklusif, mempromosikan konservasi lingkungan, penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta memajukan efisiensi sumber daya dan pengelolaan limbah berkelanjutan menuju nol limbah (zero waste), kata dokumen itu
Kemajuan dari agenda keberlanjutan tersebut secara komprehensif dan ambisius akan mendukung lintasan pertumbuhan APEC menuju masa depan yang kuat, seimbang, aman, berkelanjutan dan inklusif, kata dokumen tersebut.
PM Thailand Prayut Chan-o-cha mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa pertemuan Bangkok tersebut merupakan keberhasilan bersama oleh semua anggota APEC, yang berharap kerangka kerja regional tersebut berfungsi dalam menghadapi konteks global yang bergejolak untuk memajukan pertumbuhan ekonomi demi masa depan kawasan itu
Pada Sabtu yang sama, PM Thailand itu menyerahkan kepemimpinan APEC 2023 kepada Amerika Serikat (AS).
Pertemuan tahun ini merupakan pertemuan langsung pertama para pemimpin ekonomi APEC sejak 2018, yang diselenggarakan dengan mengusung tema "Terbuka, Terhubung, Seimbang" (Open, Connect, Balance).
Para pemimpin tersebut bertemu pada saat pemulihan ekonomi global menghadapi berbagai tantangan dari kenaikan inflasi, ketegangan geopolitik, perubahan iklim, dan pandemi COVID-19.
Didirikan pada 1989, APEC merupakan sebuah forum ekonomi regional utama dengan tujuan untuk mendukung kemakmuran dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik.
Dengan dihuni hampir 40 persen dari populasi dunia, 21 perekonomian anggota APEC menyumbang sekitar setengah dari perdagangan global dan 60 persen lebih dari total produk domestik bruto (PDB) dunia.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022