London (ANTARA News) - Para ibu yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan KBRI London memukau para undangan dalam acara "ASEAN Ladies Coffee Morning" di kediaman resmi Dubes RI di London, Selasa, melalui permainan gamelan Bali yang mereka tampilkan. Gending "Bapang Selisir" membuka acara minum teh pada pagi musim semi --yang cukup popular di Kerajaan Inggris itu -- acara yang tidak asing bagi istri-istri diplomat yang tergabung dalam ikatan serumpun Melayu, yaitu dari negara Malaysia, Filipina, Thailand dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Istri Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Ny. Marty Natalegawa, mengatakan bahwa acara minum teh itu bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang sangat beragam kepada para undangan yang tidak saja datang dari negara-negara ASEAN, tetapi juga wanita-wanita Inggris. Selain itu, juga dalam upaya meningkatkan kerjasama antara para wanita di Asia Tenggara yang berada di London, ujar Sranya Natalegawa yang berasal dari Thailand, dan diharapkannya acara tersebut akan memberikan gambaran kepada para tamu mengenai budaya Indonesia yang beragam. Pada acara itu juga ditampilkan Tari Pendet yang dibawakan oleh dua gadis Indonesia, Mia dan Ayu, dengan iringan gamelan serta peragaan busana pengantin oleh para pelajar yang tergabung dalam Persatuan Pelajar Indoensia (PPI) London. Peragaan busana dibawakan oleh para pragawati amatiran itu menampilkan busana pengantin mulai dari Aceh sampai Maluku dan setiap daerah memamerkan ciri khas masing-masing. Kekaguman para undangan akan kemahiran permainan gamelan para ibu itu membuat sebagian undangan bertanya kepada Sranya Natalegawa, berapa lama para pemain mempelajari ketrampilanm tersebut. "Saya baru belajar gamelan beberapa bulan lalu," ujar Evi Ibrahim, yang bersama anggota Dharma Wanita Persatuan lainnya mendapat bimbingan dari Mel Green, wanita Inggris yang mendalami kesenian gamelan sejak tahun 1998. Chistina Pitman, dari International Social Service, yayasan sosial yang khusus membantu anak dan keluarga, mengagumi instrumen tabuh yang dimainkan dengan indahnya oleh ibu-ibu Dharma Wanita dan juga busana pengantin yang sangat beragam. "Beautiful wedding dress, we don`t have like that in UK," ujarnya. Sementara itu Hajjah Sa`eimah Haji Abd Manaf, istri Atase Pertahanan Brunei mengakui adanya persamaan dalam budaya Indonesia dan Brunei, tapi juga sedikit perbedaannya. Ia juga sangat menghargai usaha yang dilakukan oleh istri-istri diplomat Indonesia dalam memperkenalkan budaya kepada masyarakat di Inggris. Pada kesempatan tersebut para undangan juga disuguhi berbagai macam makanan tradisional Indonesia seperti Sup Timlo, Nasi goreng sea food, Mi goreng vegetarian, Gulai Kambing, Sate lilit ikan, sate ayam, tempe bumbu kuning, salada Indonesia dan juga es teler serta kue mangkok. Bahkan ketika para undangan meninggalkan acara, panitia menyediakan cenderamata berupa topeng dalam tas kertas yang disertai brosur-brosur tentang pariwisata Indonesia. (*)
Copyright © ANTARA 2006