Jakarta (ANTARA) - Kompetisi atletik pelajar, Student Athletics Championships (SAC) Indonesia kualifikasi Jakarta-Banten berlangsung ketat, apalagi kejuaraan ini tak diikuti atlet-atlet yang selama ini menghuni Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP), SKO maupun pelatnas.
"Dengan cara-cara seperti ini kita bisa mendapatkan atlet-atlet muda. Nah anak-anak itu tinggal dipoles saja. Dari kompetisi seperti ini harapannya mereka bisa berprestasi dan berkaliber internasional,” kata Wakil Ketua Umum KONI DKI Jakarta, I Gede Sarjana dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.
Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia kualifikasi Jakarta-Banten berlangsung di Stadion Atletik Rawamangun, 18-20 November. Ada 3.000 peserta dari 200 sekolah tingkat SD, SMP dan SMA yang terlibat dalam 10 nomor lomba.
Pada hari pertama beberapa nomor sudah dipertandingkan diantaranya lompat jauh. Vallenxia Tanza Gracia siswi North Jakarta Intercultural School (SMA) mencetak lompatan terjauh, 4,35 meter. Dia juga langsung lolos ke babak National Championship, 9-11 Desember. Yang akan dihelat pada 9-11 Desember mendatang.
Fadhil Muhammad Rizky dari SMAN 13 Jakarta menjadi juara pada persaingan putra tingkat SMA. Dia mencatat jarak lompatan terbaik, yakni 6,01 meter. Fadhil akan melenggang ke National Championship didampingi delegasi SMAN 1 Jakarta, Abdillah yang naik podium sebagai runner-up dengan jarak 5,97 meter.
Baca juga: Peserta SAC Indonesia di Sumatera Utara hampir sentuh angka lima ribu
Sementara itu, Nawra Janitra Waraputri tampil istimewa di nomor tolak peluru. Siswi SMPN 115 Jakarta itu mencatatkan lemparan terjauh 6,91 meter. Dia mengungguli Novella Norrel Toharding. Delegasi SMPK Tunas Bangsa ini menjadi runner-up dengan tolakan sejauh 6,60 meter. Tempat ketiga dihuni Belizia Putria Parizka dari SMPN 27 Jakarta dengan 6,59 meter.
Peserta dari Banten juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berkompetisi. Seperti halnya delegasi dari SMAN 1 Ciruas, Serang, Banten.
“Yang pertama adalah kami bukan menargetkan juara. Tetapi keikutsertaan terlebih dahulu. Memperlihatkan pada anak bahwa perlombaan yang sesungguhnya itu seperti ini. Di daerah sering ikut kejuaraan juga, tetapi persiapannya tidak sebagus ini. Siapa tahu ini nantinya bisa diterapkan di daerah. Karena saya kebetulan sebagai pengurus daerah PASI,” kata Ahdi, guru pendamping delegasi SMAN 1 Ciruas.
Ahdi sangat setuju dengan peraturan yang diterapkan oleh Energen Champion SAC Indonesia. Bahwa atlet didikan PPLP, Pelatnas, SKO, KKO hingga PAB tidak diizinkan untuk ikut. Pasalnya, mencari bibit atletik memang harus dijaring dari lembaga non pelatihan.
Baca juga: Empat rekor lari tercipta pada SAC Indonesia kualifikasi Jawa Timur
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022