Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka menyampaikan orasi kebudayaan bertajuk "Indarung: Bung Karno, Peci dan Semen" di Indarung Art Market Festival 2022.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, festival itu digelar di bekas Pabrik Indarung I Padang, Sumatera Barat, yang merupakan cikal bakal pabrik semen pertama di Asia Tenggara.
Rieke menjelaskan infrastruktur adalah hajat hidup rakyat, di mana tidak ada satu pun bidang pembangunan fisik yang tidak membutuhkan semen.
"Mana bisa membuat gedung ini kalau tidak ada semen. Mana bisa membuat pabrik kalau tidak ada semen. Mana bisa bikin jembatan kalau tidak ada semen. Mana bisa membuat landasan kapal udara kalau tidak ada semen. Mana bisa membuat pelabuhan jika tidak ada semen," kata Rieke menirukan kembali kata-kata Bung Karno dalam pidato di hadapan para pemuda di Surakarta pada 11 Juli 1960.
Selain itu, kata dia, membangun jalur logistik pangan nasional membutuhkan semen, bangun papan atau perumahan butuh semen, bangun sekolah dan universitas untuk hak rakyat atas pendidikan pun butuh semen, bangun museum, pusat-pusat kebudayaan butuh semen, bangun puskesmas dan rumah sakit untuk penuhi hak rakyat butuh semen.
"Membangun perkantoran pemerintahan butuh semen. Bahkan, membangun ibu kota negara siapa yang pungkiri kita butuh semen," katanya menegaskan.
Baca juga: Pemprov tetapkan Pabrik Indarung I Semen Padang jadi cagar budaya
Baca juga: PT Semen Padang daftarkan Pabrik Indarung Ijadi cagar budaya
Semen, kata dia, adalah salah satu kebutuhan dasar bagi dijalankannya pembangunan infrastruktur yang tidak terpisahkan dari pembangunan manusia dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik.
Semen adalah material vital yang dibutuhkan untuk mengeksplorasi potensi ekonomi menjadi kekuatan ekonomi yang pada Pasal 33 UUD 1945 dinyatakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Sekarang, tempat ini telah berusia 112 tahun. Tulang dari besi-besi berkarat yang mencuat ke langit tinggi. Rangka perut dari silo-silonya telah berlumut, dan tinggal menunggu diserap tanah, kemudian hilang ditelan sejarah," katanya.
Dia menyatakan bersedia menyampaikan orasi kebudayaan di Indarung Art Market Festival karena sedang mengumpulkan energi perjuangan lewat memori sejarah atas Indarung dan memori sejarah perjuangan rakyat Ranah Minang.
"Saya tidak mau Indarung hilang dari sejarah. Saya tidak mau Indarung dilupakan. Saya butuh energi semangat dan kecintaan Tanah Air yang terekam di besi berkarat Indarung," ungkapnya.
Indarung Art Market Festival 2022 digelar 17-20 November 2022. Selain orasi budaya dari Rieke, ada FGD, pertunjukan mural, film, arsip visual, pameran foto, dan pasar seni.
Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022