Sukoharjo (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebutkan Kementerian Perdagangan siap mendukung produksi jamu herbal CV Sabdo Palon di Desa/Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
CV Sabdo Palon di Sukoharjo berdiri sudah lama dan kualitasnya sudah teruji serta produksinya banyak kas tidak ada campuran kimia, kata Mendag Zulkifli Hasan saat kunjungan kerja, di Pabrik Jamu Herbal Sabdo Palon Desa/Kecamatan Nguter Sukoharjo, Jumat petang.
"Kami bersama teman-teman datang ke CV Sabdo Palon di Sukoharjo untuk mendukung pengusaha-pengusaha jamu herbal ini, agar tidak hanya menguasai pasar lokal, tetapi produknya bisa menyerbu pasar dunia," kata Zulkifli.
Kemendag mempunyai 40 perwakilan negara di dunia. Oleh karena itu, produk jamu herbal Sabdo Palon dapat dititipkan untuk dipromosikan di beberapa negara yang punya perwakilan dagang itu. Hal tersebut, agar produk-produknya bisa ekspor dan menguasai pasar dunia.
Menurut Zulkifli sekarang memang dunia ini, sedang suka produk herbal seperti yang diproduksi pengusaha jamu Sabdo Palon. Konsumen menggemari produk yang kembali ke alam. Kemendag akan mendukung penuh apa saja yang diproduksi di Sabdo Palon ini, kualitasnya bagus-bagus agar supaya dikenal pasar dunia.
Indonesia juga mempunyai produk-produk herbal yang berkualitas dan menguasai dunia. Dan, talenta-talenta anak muda sekarang banyak yang sudah menjadi pengusaha jamu didukung agar ke depan berkembang sukses.
Pemerintah hadir untuk membantu masyarakat, pengusaha muda usaha mikro kecil menengah (UMKM) agar tambah maju, tambah kaya, tambah pegawai dan sukses. Jika hal itu terjadi, baru Kemendag, Gubernur, Wali Kota dan Bupati berhasil.
"Hal itu, tugas kami mensupport dan kuncinya ada kerja sama. Pengusaha jamu Sabdo Palon di Sukoharjo tidak mungkin dibiarkan sendiri dan nanti harus ada kerja sama misalnya dengan Duta Besar agar produknya dapat dipasarkan ke luar negeri," kata Zulkifli.
Selain itu, para pengusaha jamu herbal di Sukoharjo juga menjaga produksi dengan kualitas bagus. Pemerintah daerah membantu promosi di mana-mana di dalam negeri dan Kemenag ikut mempromosikan ke luar negeri, perbankan membantu agar pendanaannya cukup.
"Jadi memang harus ada kerja sama melakukan kolaborasi, baru bisa menguasai pasar dunia. Kalau berdiri sendiri-sendiri tidak bisa," katanya.
Asyari Setya Nurmuchlis pemilik perusahaan Jamu Sabdo Palon Nguter Sukoharjo mengatakan Perusahaan Jamu Sabdo Palon di Nguter Sukoharjo, berdiri sejak 1970 awalnya berdagang empon-empon di pasar tradisional.
Namun, Sabdo Palon perkembangan zaman produksi meningkat ke jamu bubuk, produk pil, dan sirup. Kemudian berkembang lagi produk jamu herbal kapsul dan ada juga kosmetik serta sabun untuk perawatan kulit.
Pasar produksi buatannya sudah sampai ke seluruh Indonesia seperti Aceh, Ujung Pandang hingga ke Merauke. Produksi bisa hingga 10 ton bahan baku sekali produksi. Produksi jamu herbal Sabdo Palon sudah ada ratusan jenis yang sudah terdaftar di BPOM, antara lain, kapur sirih, raket wangi, sepet wangi, kido, sirup ada lima macam dan lainnya.
"Untuk omzet produksi pabrik jamu herbal Sabdo Palon yang melayani pasar lokal rata-rata sekitar Rp400 juta per bulan," katanya.
Baca juga: Kemendag optimistis ekspor produk herbal ke Nigeria meroket
Baca juga: Jateng dorong ekspor produk herbal pada 2021
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022