Beijing (ANTARA) - China berhasil mempertahankan daya tariknya yang kuat bagi bisnis-bisnis asing, dengan aliran modal yang masuk terus mengalami pertumbuhan stabil dalam 10 bulan pertama tahun 2022 terlepas dari sentimen investasi yang suram di seluruh dunia.
Nilai investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke China Daratan, dalam penggunaan aktual, meningkat 14,4 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi hampir 1,09 triliun yuan (1 yuan = Rp2.201) dalam 10 bulan pertama tahun 2022, papar Kementerian Perdagangan China pada Kamis (17/11).
Dalam mata uang dolar AS, aliran dana yang masuk melonjak 17,4 persen (yoy) menjadi 168,34 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.687).
"Peningkatan dua digit itu bukanlah hal yang dicapai dengan mudah, mengingat hal tersebut dicapai dengan angka pembanding yang tinggi dari tahun lalu," ujar Lu Hongyan, seorang peneliti dari Akademi Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi China.
China mencatatkan rekor FDI tertinggi yang hampir mencapai 1,15 triliun tahun lalu, sementara arus masuk FDI pada periode Januari-Oktober 2022 sudah mendekati nilai yang dicapai dalam kurun waktu setahun penuh pada 2021.
Mengingat adanya peningkatan kasus COVID-19, krisis Ukraina, dan investasi lintas batas yang lemah di dunia, pertumbuhan FDI yang kuat di China membuktikan kepercayaan para investor asing terhadap negara itu yang dipicu oleh sistem industrinya yang lengkap, pasarnya yang berukuran sangat besar, masyarakatnya yang stabil, dan prinsip ekonomi jangka panjang yang sehat, kata sejumlah analis.
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, industri jasa mencatat lonjakan arus masuk FDI sebesar 4,8 persen (yoy) menjadi 798,84 miliar yuan, sementara arus masuk FDI untuk industri teknologi tinggi melonjak 31,7 persen dari setahun lalu.
Secara spesifik, FDI di bidang manufaktur teknologi tinggi naik 57,2 persen dari periode yang sama tahun lalu, sementara FDI pada sektor jasa teknologi tinggi melonjak 25 persen (yoy).
Ruang pengembangan yang luas di industri teknologi tinggi dan jasa China menjadi kekuatan pendorong yang penting bagi peningkatan investasi, tutur Lu.
Usaha patungan (joint venture) BMW Group di China akan menginvestasikan dana senilai 10 miliar yuan untuk proyek produksi baterai baru di Provinsi Liaoning, China timur laut. Raksasa perawatan kesehatan global Novo Nordisk berencana mengucurkan dana senilai 400 juta yuan untuk sebuah perusahaan baru di Shanghai. Schneider Electric akan mendirikan sebuah pusat penelitian dan pengembangan otomatisasi di Wuxi, Provinsi Jiangsu, China timur.
Data angka dan fakta menunjukkan bahwa China, dengan keterbukaannya yang lebih luas, masih menjadi destinasi populer bagi investasi asing.
Di dunia yang dilanda kemerosotan ekonomi dan peningkatan praktik proteksionisme, China akan tetap berkomitmen untuk memperdalam reformasi dan keterbukaan. Perjalanan China menuju modernisasi akan membawa lebih banyak peluang bagi dunia dan menyuntikkan momentum yang lebih kuat untuk kerja sama internasional.
Bisnis-bisnis asing akan menikmati berbagai peluang lebih besar di pasar-pasar China yang skalanya begitu besar, keterbukaan institusional, dan kerja sama internasional yang diperdalam, kata Wakil Menteri Perdagangan China Sheng Qiuping.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2022