"Kapolri harus mengantisipasi pergeseran pergerakan jaringan terorisme ke segala lapisan. Seperti pergeseran sasaran perekrutan calon terorisme maupun pergeseran peta wilayah dari Pulau Jawa ke Sumatera," kata dia, di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Terduga teroris asal Metro dikenal aktif di lingkungannya
Pernyataan itu terkait Detasemen Khusus 88 Anti-teror Polri yang menangkap dua personel Polda Lampung karena diduga menyuplai amunisi senjata api kepada terduga teroris.
Ia menilai polisi dan pemangku kepentingan lainnya harus dapat melakukan tindakan cepat dalam melakukan penangkapan terhadap jaringan terorisme untuk mencegah munculnya sel sel baru di tubuh kepolisian yang terlibat jaringan terorisme.
Baca juga: Pemkab Sumenep perketat pengawasan warga pendatang
Ia menyesalkan ada dua anggota Polda Lampung yang ditangkap Densus 88 Anti-teror karena jika terbukti terlibat jaringan teroris, maka ancaman terorisme semakin nyata dan telah masuk ke segala lapisan.
"Bukti bahwa terorisme telah masuk ke segala lapisan, tidak hanya pada masyarakat biasa, namun sudah memasuki aparat penegak hukum dan keamanan. Hal ini harus menjadi perhatian dan kehati-hatian seluruh pemangku kepentingan terkait," ujarnya.
Baca juga: Polres benarkan penangkapan terduga teroris di Sumenep
Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan DPR itu juga berharap Polri menjaga situasi kondusif menjelang akhir tahun 2022, yaitu perayaan Natal dan Tahun Baru.
Menurut dia, jangan sampai polisi kecolongan dan terjadi sebuah hal yang tidak harapkan sehingga perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi sejak dini.
Baca juga: BNPT mendalami dugaan teroris perempuan bersenjata terobos Istana
"Polri harus dapat meyakinkan masyarakat dengan menjaga stabilitas keamanan menjelang akhir tahun, perketat pintu masuk lalu lintas orang dan barang yang menghubungkan berbagai provinsi baik darat, laut dan udara," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022