Teheran (ANTARA News) - Seorang pejabat senior olahraga Iran hari Rabu mengatakan bahwa perintah presiden untuk mengakhiri larangan penonton wanita di stadion-stadion tidak berlaku bagi wanita lajang. "Rencana untuk menyediakan tempat bagi wanita di stadion-stadion hanya bagi keluarga. Rencana itu tidak mempertimbangkan wanita lajang. Mereka masih dilarang memasuki stadion-stadion," kata Mohammad Aliabadi, Ketua Organisasi Pendidikan Fisik Iran. Presiden Mahmoud Ahmadinejad hari Senin mengumumkan bahwa wanita Iran akhirnya dapat pergi ke stadion-stadion untuk menonton event-event olahraga, mengakhiri suatu larangan yang sudah berlangsung seperempat abad. Presiden itu berpendapat bahwa meskipun ada keberatan, "pengalaman membuktikan bahwa saat wanita dn keluarga diizinkan masuk stadion, etika dan kebersamaan akan muncul." Tetapi, Aliabadi juga mengatakan perubahan tersebut memerlukan "studi keamanan dan faktor sosial sehingga martabat wanita terpelihara" -- seraya mengisyaratkab hawa wanita dilarang masuk stadion suatu saat akan berlaku lagi. Sejak Revolusi Iran menghantarkan pemisahan kaum pria dan wanita dan pemberlakuan undang-undang yang secara keras mengatur tata cara berpakaian bagi wanita, hanya sejumlah kecil wanita Iran yang diizinkan memasuki stadion-stadion, meskipun sepakbola secara nasional digemari oleh wanita dan pria. Hanya sedikit wanita yang mendapat undangan resmi di kelas VIP yang dapat secara langsung menonton event-event olahraga. Bahkan wanita wartawan olahraga diberi akses sangat terbatas. Perintah Ahmadinejad itu mendapat keluhan dari rekan-rekannya yang berhaluan keras, dengan seorang anggota parlemen memperingatkan tentang bahayanya wanita melihat para pemain sepakbola "bertelanjang kaki" dan mendengar para penonton pria meneriakkan kata-kata cabul kepada wasit, demikian AFP.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006