Jakarta (ANTARA) - Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI) mengadakan kunjungan resmi ke Vatikan dan memberikan hadiah untuk Paus Fransiskus, dalam upaya mempromosikan perdamaian dunia, berupa lukisan, patung, dan batik.
Dalam keterangan tertulis PWKI yang diterima di Jakarta, Kamis, menjelaskan hadiah khusus itu berupa lukisan dan patung Maria Bunda Segala Suku dari Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, gunungan wayang kulit dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, kain Batik Ceplok Mangkara latar kawung dari GKBRAy Adipati Paku Alam X, dan buku karya Rm Sandro Peccati SX, seorang misionaris Italia yang telah 60 tahun berkarya di Indonesia.
Paus sangat mengagumi lukisan dan patung Maria Bunda Segala Suku yang berasal dari Kardinal Suharyo.
"Beliau menyatakan kekaguman filosofi dari Maria Bunda Segala Suku dengan mengatakan, oh... che belo artinya sungguh indahnya,“ kata Rm Markus Solo Kewuta yang merupakan SVD yang hadir sebagai penerjemah dan petugas hubungan masyarakat PWKI.
Sebagai satu-satunya pejabat Vatikan yang berasal dari Indonesia, ia mengatakan hadiah tersebut memiliki filosofi yang mendalam, yang telah juga dijelaskan langsung kepada Paus Fransiskus.
Respon berupa kekaguman dari Paus disebut menyambut lukisan Maria Bunda Segala Suku ketika Rm Markus Solo menjelaskan bahwa Maria Bunda Segala Suku adalah Bunda Maria yang merangkul kemajemukan di negara dan bangsa Indonesia.
Paus Fransiskus juga memberkati satu lukisan yang sama untuk dikirim ke Mgr Ignatius Kardinal Suharyo untuk ditempatkan di Katedral.
Adapun gunungan wayang kulit dari Sri Sultan Hamengkubuwono X membawa makna sebagai simbol alam semesta dan manusianya.
Sementara itu, kain Batik Ceplok Mangkara latar Kawung dari GKBRAy Adipati Paku Alam X menggabungkan motif Mangkara yang sarat akan makna keberanian, kecerdasan, dan kerja keras, serta motif kawung yang berarti kesempurnaan dan kemurnian.
"Gabungan kedua motif yang dapat dimaknai sebagai usaha kerja ini dimaknai sebagai usaha keras untuk mencerdaskan diri, memupuk keberanian agar dapat mencapai kesempurnaan. Diharapkan pemakai juga sanggup memurnikan diri , pikiran dan hati agar selalu tenteram sehingga bisa selalu menjaga kehidupan dunia menjadi damai,” demikian PWKI.
PWKI juga membawa dua buah buku yang ditulis oleh Pastor Sandro Pecatti SX, seorang misionaris dari Italia yang pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1961. Sandro Pecatti yang lahir di Bergamo itu kemudian berkarya di berbagai daerah Indonesia.
Pada kunjungannya ke Vatikan, PWKI juga , mengadakan kunjungan resmi ke Kardinal Miguel Ayuso, Presiden Dikasteri Dialog Antar Agama, dan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan.
Delegasi PWKI dipimpin oleh Mayong Suryolaksono (LKBN ANTARA) dan didampingi oleh AM Putut Prabantoro, Penasihat dan sekaligus Pendiri PWKI.
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022