Washington (ANTARA News) - Seorang pejabat penting Badan Penyidik Federal Amerika Serikat (FBI) yang menjadi informan rahasia dalam skandal "Watergate", "Deep Throat", pada dekade 1970-an menyatakan bangga dengan tindakannya yang menyebabkan tumbangnya Presiden AS saat itu, Richard M. Nixon.
Mark Felt, yang menjadi Direktur FBI berkode "Deep Throat", mengemukakan bahwa saat memulai membantu dua wartawan Washington Post mengungkap kasus "Watergate" tak pernah mengganggap dirinya sebagai seorang pahlawan, tetapi hanya "berusaha membantu."
"Saya kira seseorang harus bekerja di dalam," katanya, mengenai perannya membantu dua wartawan harian Washington Post, Bob Woodward dan Carl Bernstein, menulis kisah "Watergate", skandal dari Gedung Putih.
"Mareka harus jujur, dan mereka mesti terpercaya. Jika saya dapat melakukan hal itu dan layak untuk kategori itu, maka hal itu baik," ujarnya, dalam acara "Larry King Live" di jaringan televisi kabel CNN. Hal itu menjadi wawancara terkhusus sejak ia mengakui dirinya sebagai "Deep Throat".
Felt, kini 92 tahun, dan dalam kondisi kesehatan yang kurang baik, mengungkap bahwa ia adalah informan bayangan dari pertemuan-pertemuan larut malam di garasi gelap yang menjadi terkenal dalam buku dan film "All the President`s Men."
Berkat masukan penting Felt, maka Woodward dan Bernstein mampu menulis serial berita investigatif tentang keterlibatan pemerintah NIxon dalam pembongkaran kantor pusat Komite Nasional Demokrat pada Juni 1972 di kompleks Watergate, Washington.
Skandal tersebut dan upaya Gedung Putih untuk menutup-nutupinya akhirnya menyebabkan Richard Nixon menjadi presiden pertama AS yang jatuh secara tidak terhormat pada Agustus 1974.
Ditanya oleh King apakah ia suka dengan panggilan Deep Throat -- nama yang diberikan Woodward dan Bernstein kepadanya dalam buku mereka tentang skandal itu -- Felt menjawab, "Dalam beberapa hal saya suka."
"Saya bangga dengan apapun yang dilakukan Deep Throat -- ya, saya suka dikaitkan dengannya." (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006