Tidak sekadar untuk meraih peluang di pasar halal global, tetapi juga untuk memikul tanggung jawab bersama dalam memberikan jaminan kehalalan produk kepada konsumen
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta agar produsen produk halal di Indonesia dapat menjaga kualitas dan jaminan kehalalan demi kebaikan konsumen.
"Saling pengakuan dan keberterimaan jaminan produk halal menjadi suatu kebutuhan. Tidak sekadar untuk meraih peluang di pasar halal global, tetapi juga untuk memikul tanggung jawab bersama dalam memberikan jaminan kehalalan produk kepada konsumen di berbagai belahan dunia," kata Wapres di Semarang, Jawa Tengah pada Kamis.
Wapres menyampaikan hal tersebut saat membuka gelaran G20 Global Halal Forum (Halal 20) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Produk Jaminan Halal (BPJPH), Kementerian Agama.
"Pasar halal global kian menarik bagi produsen serta pelaku perdagangan antarnegara. Konsumsi umat muslim dunia tahun 2021 menembus 2 triliun dolar Amerika Serikat. Bahkan pada 2025 diproyeksikan mencapai 2,8 triliun dolar Amerika Serikat," ungkap Wapres
Sejumlah negara, menurut Wapres, telah menikmati manfaat dan keuntungan dari volume perdagangan dan nilai transaksi produk halal antarnegara.
"Pada sektor makanan halal, Brazil telah membukukan nilai ekspor tertinggi ke negara-negara anggota OKI sebesar 16,5 miliar dolar Amerika Serikat, disusul ekspor dari India sebesar 15,35 miliar dolar Amerika Serikat," tambah Wapres.
Wapres menilai kegemaran akan produk halal bukan lagi sebatas berlandaskan pada kepatuhan ajaran agama.
"Tren ini kini diperkuat dengan nilai-nilai filosofis baru, seperti kesadaran akan kesehatan, kebersihan, keberlanjutan, bahkan kesejahteraan dan keseimbangan alam. Kesemuanya bermuara pada keyakinan akan pentingnya menciptakan masa depan yang kokoh dan berkelanjutan," ungkap Wapres.
Dengan demikian, fenomena meningkatnya perdagangan produk halal antarnegara turut membawa konsekuensi penting. Terutama dalam menjawab tantangan untuk mewujudkan penyelenggaraan jaminan produk halal secara holistik, inklusif, dan berkelanjutan.
"Oleh karena itu, kerja sama internasional terkait jaminan produk halal kini adalah sebuah keniscayaan. Indonesia pun terus berkomitmen mengembangkan dan memperkuat kerja sama pasar halal global, baik dengan negara-negara anggota G20, maupun negara-negara tujuan ekspor Indonesia lainnya," jelas Wapres.
Melalui upaya tersebut, Wapres yakin ekonomi halal akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang dapat diandalkan dan diperhitungkan dalam upaya untuk pulih bersama, secara kuat dan inklusif.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Kepala BPJPH Aqil Irham, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dan pejabat terkait lainnya.
Forum Halal 20 (H20) merupakan bagian dari gelaran Presidensi G20 dan berlangsung pada 17 - 19 November 2022. H20 mengangkat tema "Global Halal Partnership For A Robust Sustainable Future" yang dihadiri 279 peserta yang berasal dari 44 negara yaitu duta besar negara-negara sahabat, perwakilan 104 Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN), praktisi, ilmuwan, serta pemerhati jaminan produk halal.
Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara BPJPH dan badan halal Turki yaitu Helal Akreditasyon Kurumu (HAK Turkiye) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA atau badan halal) Arab Saudi. BPJPH juga telah menandatangani MoU dengan UIN Ar Raniry Aceh, Universitas Negeri Padang, Queen of Mall dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi).
Baca juga: Sertifikasi halal jadi kekuatan pendorong ekonomi bagi Indonesia
Baca juga: 104 lembaga halal luar negeri ajukan saling keberterimaan produk halal
Baca juga: Pemerintah terus optimalkan proses sertifikasi halal produk UMK
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022