Saya yakin mereka akan menyinggung situasi di Taiwan

Manila (ANTARA) - Ketegangan atas Taiwan diperkirakan akan menjadi isu dalam agenda pertemuan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pekan depan, kata duta besar Manila untuk Washington pada Kamis.

"Saya yakin mereka akan menyinggung situasi di Taiwan," kata Duta Besar Jose Manuel Romualdez kepada Reuters via telepon, seraya menambahkan bahwa Filipina ingin memainkan peran dalam hidup berdampingan secara damai antara AS dan China.

Harris kemungkinan akan memberi Marcos "pengarahan yang cukup baik" tentang pertemuan selama tiga jam antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT kelompok negara-negara G20 pekan ini di Indonesia, kata Romualdez.

Beijing telah lama mengatakan akan mengendalikan Taiwan, yang dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari China, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk melakukannya.

Dalam beberapa tahun terakhir, China sering menuduh AS mendorong kemerdekaan Taiwan.

"Yang terjadi di Taiwan, itu akan memengaruhi wilayah ASEAN secara keseluruhan. Jika ada konflik yang terjadi di Taiwan, tidak ada yang selamat," kata Romualdez.

"Filipina adalah bagian dari keseluruhan wilayah ini."

Kunjungan Harris menandai kunjungan keduanya ke Asia dalam tiga bulan dan yang pertama ke Filipina.

Dalam rangkaian tersebut, dia akan berkunjung ke Kepulauan Palawan di tepi Laut China Selatan, dalam sebuah langkah yang dapat ditafsirkan oleh Beijing sebagai teguran.

Beijing menganggap miliknya beberapa wilayah di perairan Palawan dan sebagian besar Laut China Selatan, mengutip peta sejarah mereka sendiri.

Namun, putusan arbitrase internasional pada 2016 menyebutkan bahwa klaim China tidak memiliki dasar hukum. Putusan itu merupakan kemenangan yang belum ditegakkan bagi Manila

Harris merupakan pejabat tinggi AS yang mengunjungi negara Asia Tenggara itu sejak pemilihan Marcos, putra mendiang orang kuat yang dibantu Washington melarikan diri ke pengasingan di Hawaii selama pemberontakan "kekuatan rakyat" pada 1986.

Pada Agustus, Menteri Luar Negeri Antony Blinken bertemu dengan Marcos untuk menegaskan komitmen AS terhadap pertahanan Filipina, yang merupakan sekutu lamanya dalam pakta pertahanan.

"Semua kunjungan ini jelas merupakan indikasi betapa seriusnya mereka melihat hubungan kita dengan AS sebagai sesuatu yang lebih penting dari sebelumnya karena situasi yang terjadi di belahan dunia ini," kata Romualdez.

Sumber: Reuters

Baca juga: "Coast Guard" AS dukung negara mitra yang khawatirkan China di LCS
Baca juga: AS ulangi peringatan kepada China soal serangan ke pasukan Filipina

Penerjemah: Katriana
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022