Sana`a, 26/4 (ANTARA) - Kunjungan resmi pertama kali yang dilakukan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Arab Saudi sejak menjabat kepala negara pada Oktober 2004 mendapat liputan luas hampir seluruh media Saudi.Media cetak Saudi yang terbit, Rabu (26/4) menggarisbawahi kunjungan tersebut sebagai upaya kedua negara bersaudara untuk lebih mempererat kerjasama di berbagai bidang dan perlunya mewujudkan kemitraan RI-Saudi. "Kunjungan ini, sebagai kesempatan bagi kedua negara bersaudara untuk memperkokoh kerja sama dan kemitraan di berbagai bidang untuk kepentingan kedua bangsa," antara lain tulis harian Al-Jazirah. Salah satu harian terkemuka Saudi itu, yang juga melaporkan secara detail sambutan kenegaraan yang hangat dari Raja Abdullah Bin Abdul Aziz, juga menggarisbawahi kesamaan pandangan kedua negara menyangkut berbagai isu internasional. Sementara itu, harian Al-Madinah, antara lain menggarisbawahi kemitraan kedua negara yang dilandasi hubungan yang sangat kuat yang diikat tali akidah Islam sehingga kedua negara memiliki posisi dan pandangan yang sama. "Indonesia salah satu pendukung utama perjuangan bangsa Arab dan sebaliknya Saudi juga sebagai salah satu pendukung utama Indonesia dalam fora internasional," lanjut harian itu. Mengutip hasil wawancara dengan Dubes RI di Riyadh, Salim Segaf Al-Jufri, Al-Madinah juga menggarsibawahi peran Saudi bersama Indonesia dalam memajukan negara-negara berkembang termasuk kehadiran Raja Faisal pada KTT Asia-Afrika di Bandung 1955. "Di bidang investasi, Saudi berada di urutan pertama investor asing pada tahun 2004 dengan investasi sebessar 3,3 milyar dolar AS, terutama di bidang saham, perhotelan, restauran dan sektor industri," tambah Al-Madinah. Sementara harian Al-Youm, menilai KTT RI-Yaman sebagai peluang untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama kedua negara bersaudara di berbagai bidang. "KTT ini sebagai peluang besar bagi pembicaraan masa depan kerjasama kedua negara," demikian tertulis. Sementara itu, harian berbahasa Inggris, Saudi Gazzete menggarisbawahi pentingnya peningkatan investasi Saudi di Indonesia. "Tujuan utama kunjungan tersebut adalah untuk menjelaskan peluang investasi bagi kalangan bisnis Saudi". Nilai perdagangan kedua negara menurut Saudi Gazzette masih menguntungkan Saudi. Dari 2,38 miliar dolar AS neraca perdagangan kedua negara pada 2004, sekitar 1,5 miliar dolar adalah ekspor Saudi ke Indonesia. Sementara impornya dari Indonesia hanya 418 juta dolar sebagian besar berupa kayu lapis, tekstil, kertas, ban mobil dan produk pertanian. Pada hari pertama kunjungan yang berlangsung selama empat hari itu, Presiden SBY menganugerahkan penghargaan tertinggi "Adipurna" kepada Raja Abdullah dan menerima penghargaan tertinggi "Qiladah Al-Malik Abdul Aziz" dari Raja Abdullah sebagai lambang persaudaraan erat kedua negara.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006