Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo menuturkan faktor kekalahannya pada babak pertama Australian Open 2022 adalah strategi yang kurang solid sehingga hanya unggul pada gim awal di Sydney, Rabu.
Saat menghadapi Li Shi Feng, wakil Indonesia itu unggul 21-14 pada set pertama, namun tak mampu mempertahankan pola permainan sehingga dalam dua gim berikutnya.
"Sayang di gim kedua saya gagal mempertahankan pola main. Di gim kedua saya terlalu monoton yang membuat lawan mudah mengontrol. Saya banyak melakukan kesalahan sendiri. Gim ketiga lawan main lebih enak, sementara saya jadi tertekan. Susah keluar dari tekanan dan banyak salah sendiri," tutur Chico lewat keterangan resmi PP PBSI di Jakarta.
Pebulu tangkis asal Papua itu menghadapi perlawanan sengit mulai gim kedua. Meski bermodal catatan kemenangan atas lawannya itu pada perempat final Kejuaraan Asia 2022, itu semua tak membuat Chico bermain percaya diri dan konsisten.
Meski Chico sanggup membayangi perolehan poin dari wakil China itu, dia tak sanggup mengungguli lawannya sampai kemudian takluk 17-21.
Baca juga: Christian tantang Naraoka pada babak kedua Australian Open 2022
Pada gim ketiga serangan yang dilayangkan Chico sudah tidak efektif, bahkan pola permainannya terlalu monoton sehingga mudah dipatahkan Li.
Kerap membuat kesalahan sendiri, hingga pertahanan yang mudah gampang ditembus membuat Chico menjadi bulan-bulanan lawannya sehingga gim ini kalah 8-21. Chico pun gagal maju ke babak kedua.
Dari nomor tunggal putra, skuad Merah Putih hanya berhasil mengirim dua wakilnya ke babak 16 besar Kamis. Mereka adalah Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay dan Christian Adinata.
Pada babak kedua, Rumbay akan menghadapi Soong Joo Ven dari Malaysia, sedangkan Christian akan bertemu wakil Jepang Kodai Naraoka.
"Saya akan tampil tanpa beban saja. Saya akan nikmati permainan. Selain itu, juga harus lebih berani," kata Rumbay soal laganya besok.
Baca juga: Rumbay awali Australian Open 2022 dengan kemenangan pertama
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022