Jakarta (ANTARA) - Komisi B DPRD DKI Jakarta mengharapkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) tepat sasaran dan berdampak pada peningkatan perbaikan protein anak seiring adanya penambahan anggaran dalam RAPBD 2023.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina di Jakarta, Rabu, mengatakan, program Gemarikan sangat dibutuhkan di saat pandemi COVID-19 masih melanda Indonesia.
Karena itu, dia mendorong Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI juga gencar melaksanakan sosialisasi.
"Kami dukung anggarannya ditambah, kuotanya ditambah sehingga semakin menjangkau warga miskin di DKI Jakarta. Dan hasilnya semakin maksimal," ujar Wa Ode.
Agar program ini lebih tepat sasaran, Wa Ode meminta Dinas KPKP DKI Jakarta untuk melakukan survei dan pendataan terhadap anak-anak yang berada pada usia sekolah.
Baca juga: Pelajar SD di Jaksel turut kampanyekan safari makan ikan
Pihaknya ingin gerakan makan ikan gratis ini dapat dirasakan oleh anak-anak dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
"Tentu pendataan harus jelas betul. Saya khawatir, anak yang harusnya dapat, malah tidak dapat. Jadi perhatikan untuk didistribusikan ke bawah, masyarakat menengah ke bawah," kata Wa Ode.
Anggota Komisi Bidang Perekonomian lainnya, Muslimin menyoroti kurangnya sosialisasi program-program yang dilakukan Dinas KPKP DKI Jakarta termasuk program Gemarikan.
Ia melihat masih banyak sekolah yang belum berpartisipasi dalam program tersebut. Padahal jika informasi tersebut sampai ke pihak sekolah, maka mereka bisa mengajukan program Gemarikan.
"Menurut kami, sampai sekarang Gemarikan masih kurang informasinya. Minim informasi. Jadi tidak semua warga menerima atau mengetahui informasi tersebut," tutur Ichwanul.
Baca juga: Pemkot Jakbar bagikan sayuran dan ikan lele kepada warga Kebon Jeruk
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati mengapresiasi dukungan Komisi B DPRD DKI Jakarta menambahkan anggaran dan kuota program Gemarikan.
Awalnya, anggaran yang diajukan sebesar Rp1,2 miliar untuk 3.500 peserta. Kemudian anggaran tersebut ditambah menjadi Rp2,25 miliar untuk 5.600 peserta.
Ia merinci, alokasi anggaran program tersebut diberikan sebesar Rp373 juta untuk Jakarta Pusat.
Lalu, Jakarta Utara sebesar Rp491 juta, Jakarta Barat sebanyak Rp397 juta, Jakarta Selatan sebesar Rp410 juta, Jakarta Timur sebesar Rp 374 juta dan Kepulauan Seribu senilai Rp206 juta.
"Kami mendapat dukungan dari anggota dewan untuk menambahkan kurang lebih masing-masing wilayah sekitar 1.000 peserta. Kecuali Kepulauan Seribu ditambah sekitar 600 peserta," kata dia.
Baca juga: KKP salurkan bantuan protein bagi tenaga medis sejumlah RS di Jakarta
Agar program ini tepat sasaran, pihaknya menggandeng Dinas Pendidikan (Disdik) DKI untuk melakukan pendataan peserta didik di sekolah-sekolah yang layak menerima program tersebut.
"Kami minta data ke Disdik. Kita sebenarnya menyasar anak di sekolah-sekolah kumuh miskin, makanya kita kerja sama dengan Disdik," katanya.
Dia juga mengakui saat ini pihaknya masih kurang gencar menyosialisasikan program makan ikan gratis. Ia berjanji mengoptimalkan seluruh media sosial milik Dinas KPKP dan membuka peluang sekolah-sekolah untuk mengajukan program ini.
"Sebenarnya kalau untuk kurangnya publikasi, memang iya. Karena memang, kami hanya punya medsos IG, FB, Twitter," tuturnya.
Suharini mengimbau sekolah yang ingin menggelar program Gemarikan bisa langsung mengajukan permohonan ke Dinas Pendidikan atau Suku Dinas Pendidikan di wilayahnya masing-masing. Bila disetujui, Dinas KPKP DKI akan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan untuk menggelar program Gemarikan di sekolah tersebut.
"Silahkan saja mengajukan permohonan ke Dinas Pendidikan atau sudin wilayah terkait, selanjutnya jika disetujui, kami akan bersurat juga ke Disdik untuk segera menggelar program tersebut," katanya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022