"Karena dibatasi oleh lahan-lahan suboptimal, ada lahan gogo, lahan pasang surut sehingga memang produktivitas lahannya masih cukup rendah sehingga perlu pendekatan-pendekatan teknologi dari periset dan industri untuk meningkatkan produktivitas dari varietas," kata peneliti Pusat Riset Tanaman Pangan ORPP BRIN Indrastuti Apri Rumanti dalam Webinar Peran Varietas Unggul Padi Agroekologi di Jakarta, Rabu.
Penggunaan varietas unggul baru yang sesuai dengan agroekologi juga menjadi kunci utama untuk meningkatkan hasil padi di berbagai kondisi lahan karena varietas unggul bisa berkembang dengan baik di lingkungan-lingkungan yang kurang optimal.
Ia menuturkan riset pemuliaan padi diperlukan untuk menghasilkan inovasi varietas unggul baru untuk memenuhi kebutuhan berbagai agroekologi, seperti lahan gogo, tadah hujan, irigasi, dan lahan salin.
Perakitan varietas unggul baru dapat dilakukan dengan transformasi genetik, pemuliaan mutasi, dan genom editing dengan memanfaatkan plasma nutfah dalam negeri.
Ia juga mengatakan perakitan varietas unggul berbasis agroekologi perlu memanfaatkan sumber daya genetik lokal yang memiliki adaptabilitas yang baik di lokasi atau lahan spesifik.
Perbaikan genetik diperlukan terhadap varietas karena umumnya memiliki potensi hasil rendah, tidak genjah, mudah rebah, dan kurang responsif terhadap pemupukan.
Baca juga: BPTP Lampung kembangkan varietas unggul lokal padi Ampai Merah
Di sisi lain, banyak varietas lokal yang berhasil diidentifikasi memiliki sumber gen untuk sifat mutu, ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan toleransi terhadap cekaman lingkungan suboptimal.
Sifat-sifat unggul spesifik yang dimiliki varietas lokal perlu diinkorporasikan ke dalam genom varietas unggul agar memiliki sifat unggul yang unik. Pemanfaatan berbagai varietas padi lokal diharapkan dapat mendukung program perakitan varietas unggul spesifik agroekosistem.
Menurut Indras, ada dua faktor yang dapat memengaruhi produktivitas beras nasional, yakni perubahan iklim dan alih fungsi lahan produktif.
Perubahan cuaca atau iklim saat ini bersifat dinamis di mana kadang-kadang sebagian daerah mengalami kebanjiran namun daerah lain mengalami kekeringan pada musim yang sama.
Kondisi tersebut menyebabkan iklim mikro yang fluktuatif sehingga terjadi dinamika peningkatan populasi hama dan penyakit yang menyebabkan serangan hama penyakit terhadap budidaya padi meningkat tajam.
Permasalahan lain adanya alih fungsi lahan produktif yang terjadi secara cukup masif di Indonesia khususnya di Pulau Jawa sehingga perlu upaya strategis untuk mempertahankan pangan nasional dan produksi beras untuk kebutuhan nasional karena beras merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia.
Untuk itu, ada dua upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas beras nasional yakni perluasan areal tanaman dan peningkatan produktivitas.
Baca juga: Kelompok tani di Jakarta Utara panen padi di dekat TPU Rorotan
Untuk memperluas areal tanaman, perlu dilakukan ekspansi daerah-daerah lain di luar lahan yang sudah ada sekarang, yakni harus mulai melakukan ekspansi pulau-pulau di luar Pulau Jawa yang ternyata ekosistemnya tergolong lahan suboptimal atau masih terbatas dibandingkan dengan lahan di Pulau Jawa.
Ppeningkatan produktivitas padi dapat dilakukan dengan perakitan varietas unggul padi yang mampu beradaptasi dengan lingkungan spesifik dan menghasilkan produktivitas tinggi. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki beragam agroekologi atau ekosistem lahan pertanian sehingga tidak semua lahan masuk dalam kategori optimal.
Melalui kegiatan riset dan inovasi dan pemanfaatan teknologi, dapat dihasilkan varietas yang toleran dengan kondisi lingkungan, memiliki daya adaptasi tinggi dengan lingkungan serta hasil produksi yang tinggi.
"Sehingga kita akan mendapatkan galur-galur yang sudah terpilih sesuai dengan target area kita," ujar Indras.
Baca juga: UMM kembangkan padi unggul UM-400 dengan teknologi khusus
Baca juga: BATAN perbaiki kualitas varietas lokal perkuat kepemilikan lokal
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022