"Peran vaksinasi tidak bisa dipungkiri telah mencegah terjadinya gejala berat dan komplikasi serta menekan jumlah kematian," kata Prasenohadi dalam diskusi mengenai "Perkembangan Pandemi di Indonesia dan Gejala Pasien COVID-19" yang diakses secara daring di Jakarta, Rabu.
Dokter Prasenohadi mengatakan jika dibandingkan dengan awal pandemi, maka saat ini terjadi perubahan gejala COVID-19.
"Contohnya, bila awal COVID-19 didapatkan gejala sesak nafas yang berat, lalu pada pasien didapati terjadinya pengentalan darah dan beberapa gejala lain, namun saat ini pasien COVID-19 dengan gejala tersebut bisa ditekan," katanya.
Baca juga: Ahli UI: Memutus rantai penularan kunci pengendalian COVID-19
Baca juga: Bertambah 17, pasien positif COVID-19 di Babel naik jadi 91 orang
Pada saat ini, kata dia, sebagian pasien mengalami gejala mirip ISPA atau flu biasa, seperti demam ringan, batuk, nyeri tenggorokan dan sakit kepala.
"Pada saat ini seperti penyakit respirasi atau penyakit infeksi paru pada umumnya, gejala semakin ringan," katanya.
Dia mengatakan, program vaksinasi yang dijalankan telah berhasil meningkatkan kadar imunitas masyarakat.
"Selain itu, bisa saja virus yang terus bermutasi juga membuat virus makin berkurang kekuatan atau virulensinya. Atau bisa juga, walaupun virulensinya sama namun karena masyarakat sudah mendapatkan vaksin maka masyarakat menjadi lebih kuat dalam menangkal virus ini," katanya.
Kendati demikian, dia mengingatkan agar kelompok rentan seperti lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta untuk tetap waspada.
"Sebagai contoh, pengalaman saya di RS Persahabatan dan rumah sakit lain yang khusus merawat COVID-19, jumlah pasien dengan gejala berat berkurang pada saat ini, selain itu pasien yang dirawat karena COVID-19 merupakan mereka yang memiliki komorbid dan juga belum divaksin atau vaksin belum lengkap," katanya.
Untuk itu, peningkatan cakupan vaksinasi kepada kelompok lansia dan penderita komorbid, kata dia, perlu terus digalakkan.
"Vaksinasi ini sangat penting karena dapat mengurangi tingkat hospitalisasi dan juga memberikan proteksi optimal serta meningkatkan kadar antibodi," katanya.
Sementara itu, Guru Besar Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Amin Soebandrio mengatakan upaya memutus rantai penularan merupakan kunci utama dalam pengendalian COVID-19.
Prof Amin Soebandrio menjelaskan, memutus rantai penularan berarti mencegah agar jangan sampai ada pihak lain yang tertular.
"Caranya bagaimana? Yaitu, dengan cara yang sudah diterapkan sejak tahun-tahun lalu, atau yang dikenal dengan protokol kesehatan," katanya.*
Baca juga: Tim gabungan Pamekasan razia protokol kesehatan malam hari
Baca juga: BNPB awasi penularan virus jelang kepulangan delegasi G20
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022