Tokyo (ANTARA) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi menilai komitmen Indonesia dan Jepang untuk mewujudkan Asia Zero Emissions Community (AZEC) adalah bukti keseriusan transisi energi dalam G20.
“Pembentukan AZEC merupakan bukti keseriusan kedua negara dalam pencapaian net zero emission,” kata Heri di Tokyo, Rabu.
Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan bersama komitmen kedua negara untuk mewujudkan Asia Zero Emissions Community (AZEC) pada Senin (14/11) atau sehari sebelum KTT G20 resmi dibuka di Nusa Dua, Bali.
Dalam hal ini, Indonesia resmi menjadi co-initiator AZEC bersama Jepang dan pembahasan pembentukan AZEC telah melalui proses yang cukup panjang.
Sejak Maret 2022, lanjut dia, KBRI Tokyo bersama dengan kementerian terkait di Jepang telah memfasilitasi negosiasi konsep AZEC yang dapat diterima oleh kedua negara.
Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan Menteri Energi, Perdagangan dan Industri Jepang (Ministry of Economy, Trade and Industry-METI) telah menandatangani manajemen perubahan (Management of Change/MoC) on the Realization of Energy Transition pada 10 Januari 2022.
Ke depannya, dengan komitmen pendanaan dari Jepang serta nota kesepahaman kerja sama antara NEXI, JBIC dan PLN, kemitraan Indonesia dan Jepang memasuki babak baru.
Menurut dia, komitmen itu penting, terutama menjelang peringatan 65 tahun Indonesia – Jepang pada 2023 mendatang.
“AZEC merupakan salah satu wujud keseriusan Presidensi Indonesia di G20 dalam mendukung transisi energi untuk bersama – sama memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, to recover together and to recover stronger,” tambahnya.
Jepang menyatakan siap mendukung Indonesia dalam proses transisi energi dengan mengerahkan sumber daya dan pendanaan dari lembaga publik Jepang.
Saat ini telah diidentifikasikan sejumlah proyek potensial di Indonesia untuk didukung oleh AZEC, antara lain: amonia/biomassa co-firing/mono-firing, nuklir, LNG, geotermal, produksi ammonia dan penjajakan perumusan proyek REDD plus JCM.
Nippon Export and Investment Insurance (NEXI) direncanakan akan menandatangani kesepakatan kerja sama untuk mendukung skema pembiayaan hingga 500 juta dolar AS (Rp7,8 triliun) dengan PLN dalam rangka implementasi kebijakan transisi energi PLN dari pembangkit listrik batubara ke pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan.
Selain itu, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan PLN juga telah menandatangani nota kesepahaman promosi transisi energi berkelanjutan dan konsultasi bersama untuk investasi transisi energi antara PLN dan perusahaan Jepang.
Hal itu diyakini dapat semakin memperkuat kemitraan Indonesia – Jepang di bidang energi terbarukan dan teknologi pengurangan emisi karbon.
Baca juga: KBRI menjembatani kesepakatan bidang energi Indonesia-Jepang
Baca juga: Indonesia dan Jepang sepakat perkuat kerja sama maritim hingga energi
Baca juga: PM Kishida tegaskan komitmen jepang bantu transisi energi Indonesia
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022