Dikutip dari Sky Sports, Rabu, Quieroz mempersilakan hal tersebut asalkan bentuk protes yang dilakukan tidak melanggar aturan yang berlaku pada turnamen Piala Dunia 2022.
"Iran persis seperti negara Anda. Ini mengikuti semangat permainan dan hukum FIFA. Begitulah cara Anda mengekspresikan diri dalam sepak bola. Setiap orang berhak untuk mengekspresikan dirinya," ujar Quieroz.
"Kalian bertekuk lutut dalam permainan. Beberapa orang setuju, beberapa orang tidak setuju dengan itu, dan Iran persis sama," sambung dia.
Baca juga: Azmoun masuk di antara 25 pemain tim Piala Dunia Iran
"Tidak masuk akal untuk berpikir bahwa tim nasional menderita masalah seperti itu, para pemain hanya memiliki satu hal dalam pikiran mereka yaitu memperjuangkan impian mereka untuk berada di babak kedua," pungkasnya.
Diketahui saat ini di Iran tengah terjadi gelombang protes besar buntut dari tewasnya gadis berusia 22 tahun Mahsa Amini ketika ditahan oleh 'Kepolisan Moral' Iran.
Menurut laporan agensi berita HRANA, ada 344 orang tewas dan 15.280 ditahan dalam dua bulan buntut dari gelombang protes berskala nasional.
Pada ajang Piala Dunia 2022, Iran masuk ke dalam Grup B dengan Amerika Serikat, Inggris dan Wales. Iran tentu berusaha untuk berbicara banyak pada kompetisi agar tidak hanya menjadi penggembira.
Baca juga: Undian Piala Dunia 2022: AS dan Iran, Spanyol dan Jerman satu grup
Baca juga: Empat bulan sebelum Piala Dunia, Iran pecat Dragan Skocic
Pewarta: Aldi Sultan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022